Senin 29 May 2023 14:51 WIB

Sempat Ditolak Turki Gabung NATO, Ini Respon Swedia atas Kemenangan Erdogan

Erdogan menolak keanggotaan Swedia di NATO karena membiarkan aksi pembakaran Alquran.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson menyampaikan ucapan selamat atas kemenangan kembali Recep Tayyip Erdogan dalam pemilu presiden Turki putaran kedua, Ahad (28/5/2023).
Foto: EPA-EFE/JULIEN WARNAND
Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson menyampaikan ucapan selamat atas kemenangan kembali Recep Tayyip Erdogan dalam pemilu presiden Turki putaran kedua, Ahad (28/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson menyampaikan ucapan selamat atas kemenangan kembali Recep Tayyip Erdogan dalam pemilu presiden Turki putaran kedua, Ahad (28/5/2023). Kristersson menyampaikan selamat melalui Twitternya, menekankan bahwa keamanan kedua negara merupakan prioritas di masa depan.

"Selamat @RTErdogan atas terpilihnya kembali Anda. Keamanan kita bersama adalah prioritas masa depan," tulisnya di akun @SwedishPM, Senin (29/5/2023).

Baca Juga

Walaupun sebelumnya pemerintah Erdogan menolak dan memveto tawaran Swedia untuk bergabung dengan NATO, terkait beberapa insiden yang membuat Turki tidak ingin Swedia bergabung menjadi anggota NATO. Insiden pertama terkait protes warga Kurdi di pusat kota Stockholm, Swedia, yang membakar patung Erdogan dan menggantungnya di tiang lampu.

Terkait insiden tersebut, Erdogan menuduh Stockholm menyediakan tempat yang aman bagi anggota Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan Partai Persatuan Demokratik (PYD) di Suriah. Kedua kelompok ini dianggap sebagai kelompok teroris oleh Ankara.

Kemudian Erdogan juga menolak keanggotaan Swedia di NATO setelah pemerintah Kristersson membiarkan pelaku pembakaran Alquran di depan Kedutaan Besar Turki di kota Stockholm.

Menanggapi protes Erdogan itu, PM Swedia Kristersson sebenarnya ikut mengecam protes warga Kurdi di pusat kota Stockholm, yang membakar dan menggantung patung Erdogan di tiang lampu. Kristersson sebagai tindakan sabotase terhadap upaya Swedia untuk bergabung dengan NATO.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga sempat mengesampingkan tawaran Swedia gabung NATO, setelah insiden pembakaran Al-Quran. Erdogan berkata, pemerintah Swedia tidak perlu berbicara tentang hak dan kebebasan kepada Turki dan umat Islam.

"Jika Anda benar-benar menghormati hak dan kebebasan, pertama-tama, Anda perlu menghormati republik Turki atau keyakinan agama Muslim. Jika Anda melakukannya tidak menunjukkan rasa hormat itu, saya minta maaf, Anda tidak akan melihat dukungan apa pun dari kami terkait keanggotaan NATO,” kata Erdogan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement