REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (Waka BPIP) Dr Karjono Atmoharsono, menerima Audiensi Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, Kerja sama dan Bisnis Universitas Terbuka (UT), Rahmat Budiman, dalam rangka menjalin kerja sama BPIP dengan UT di Ruang Rapat Utama BPIP, Senin (29/5/2023).
Dalam awal sambutan Karjono memperkenalkan Salam Pancasila yang digagas Presiden ke-5 Republik Indonesia selaku Ketua Dewan Pengarah BPIP, Prof Megawati Soekarnoputri, Salam Pancasila diadopsi dari pekik "Merdeka" yang ditetapkan oleh Bung Karno melalui Maklumat 31 Agustus 1945, dan sejatinya Salam Pancasila memiliki arti salam kebangsaan yang menyatukan Indonesia.
Wakil BPIP menjelaskan pentingnya Pancasila, atau kenapa Pancasila penting. Karena setelah Era Reformasi Tahun 1998 maka TAP MPR II/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku, satu tahun kemudian Lembaga BP7 dibubarkan, dan menghilangkan mata ajar atau mata kuliah Pancasila dengan cara mengganti Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional, diganti dengan Nomor 20 Tahun 2003.
Sudah 25 tahun lebih Indonesia ditinggalkan Pancasila, dan hasil survey dari Setara anak-anak SMA 83,3 persen berpendapat Pancasila dapat diubah. Ditambah anak-anak milenial saat ini terpengaruh dunia digital dan global yang berdampak terdapat sekelompok orang tertentu ingin mengganti Ideologi Negara.
"Ini yang paling membahayakan negeri ini," ujarnya dalam siaran pers.
Setelah Reformasi Pancasila baru ada setelah digagas oleh Almarhum Taufik Kiemas. Sejak terpilih secara aklamasi menjadi Ketua MPR Oktober 2009, Taufiq Kiemas langsung tancap gas mengadakan rapat dengan ketua-ketua Fraksi MPR menyusun program Sosialisasi UUD 1945, termasuk Pancasila.
"Di sinilah muncul gagasan Empat Pilar berbangsa dan bernegara, yang isinya menguraikan pentingnya menjaga NKRI dengan mengamalkan Pancasila," ujar Karjono.
Baru kemudian lahir UKPPIP yang direvitalisasi menjadi BPIP, dan perkembangan terbaru Presiden R.I pak Joko Widodo telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Standar Pendidikan Nasional. Dalam peraturan ini, mata ajar atau mata kuliah Pancasila wajib diajarkan mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga perguruan tinggi.
Karjono menambahkan, perlunya kerja sama BPIP dengan Perguruan Tinggi termasuk UT. Kerja sama ini akan menjadi hal yang sangat strategis dalam penerapan PP 4/2022.
"Universitas Terbuka itu universitas terbanyak mahasiswa dan alumninya di Indonesia," kata Ketua IKA UT Jakarta ini.
Peran strategis Perguruan Tinggi di bidang pendidikan dilaksanakan atas falsafah Negara Pancasila, diarahkan untuk membentuk manusia pembangunan yang berjiwa Pancasila. Membentuk manusia-manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsa dan negara, dan mencintai sesama manusia.
Waka BPIP juga menjelaskan peranan perguruan tinggi dalam usaha pembangunan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pendidikan dan pegajaran di atas perguruan tingkat menengah berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia dengan cara ilmiah. Ini meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, yang disebut Tri Darma Perguruan Tinggi.
Profil pelajar Pancasila memiliki enam ciri antara lain beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong-royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
"Mari kita sama-sama dukung kebijakan membumikan Pancasila di generasi milenial termasuk di lingkungan Perguruan Tinggi," ujar Karjono.
Di lain pihak Wakil Rektor UT yang didampingi Kepala LPPM Prof Dra. Dewi Artati Padmo Putri, M.A, PhD dan Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat LPPM Dr Trini Prastati, MPd sependapat dengan Waka, Rahmat juga mengutarakan tujuan kolaborasi antara BPIP dalam rangka memperingati Dies Natalies Universitas Terbuka ke-39. Salah satunya adalah untuk meningkatkan minat dan keterampilan menulis di kalangan pelajar, serta mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam era digital yang semakin berkembang.
"Maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah mendorong minat menulis di kalangan pelajar SMA atau sederajat dengan berbagi gagasan," ujarnya.
Sebagai bagian dari kolaborasi ini, UT, akan menyelenggarakan Lomba Menulis Esai dengan tema "Pelajar Pancasila Era Digital". Lomba ini dijadwalkan akan dimulai pada tangal 1 Juni 2023, bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila. Tujuan dari lomba ini adalah untuk mendorong pelajar untuk merefleksikan nilai-nilai Pancasila dan mengaitkannya dengan tantangan dan perubahan dalam era digital.
Sependapat dengan hal tersebut, Sekretaris Utama BPIP Adhianti siap menindaklanjuti. "Kunjungan ini diharapkan dapat membuka peluang kerja sama yang berkelanjutan antara BPIP dan UT, serta meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila di kalangan pelajar," ujarnya.
Turut hadir dalam Audiensi Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga Sosialisasi Komunikasi dan Jaringan Ir Prakoso, MM, Direktur Hubungan Antar Lembaga dan Jaringan M Akbar Hadiprabowo, SH, MH, Direktur Jaringan dan Pembudayaan Toto Purbiyanto, SKom, MTi, Direktur Penyelenggaraan Diklat Sadono Sriharjo, Direktur Implementasi PIP Dr Irene Camelyn Sinaga.