REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre pada Selasa (30/5/2023) mengatakan Presiden AS Joe Biden secara tegas mendukung penjualan jet tempur F-16 kepada Turki, dan aksesi keanggotaan NATO Swedia bukanlah syarat untuk itu. Dalam konferensi pers harian, Jean-Pierre menegaskan bahwa penjualan F-16 kepada Turki tidak ada kaitannya dengan usulan Swedia untuk bergabung dengan NATO.
Namun, dia menambahkan bahwa dalam pembicaraan melalui sambungan telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoga pada Senin (29/5/2023), Biden memang menyampaikan keinginannya supaya Ankara sesegera mungkin menyetujui aksesi keanggotan Swedia ke NATO.
"Presiden Biden telah lama secara tegas menyatakan bahwa dia mendukung penjualan F-16 ke Turki, yang akan membantu memfasilitasi interoperabilitas NATO," tambahnya.
NATO mendefinisikan 'interoperabilitas' sebagai kemampuan sekutu untuk bertindak bersama secara koheren, efektif, dan efisien untuk mencapai tujuan taktis, operasional, dan strategis. Pada Oktober 2021, Ankara mengajukan permintaan kepada Washington untuk membeli 40 unit jet tempur F-16 dan sejumlah perlengkapan militer lainnya.
Namun, rencana penjualan itu terhambat karena keberatan dari Kongres AS setelah Turki berulang kali menyatakan penolakan terhadap aksesi keanggotaan Swedia ke NATO.
Kongres AS terikat dengan syarat bahwa mereka akan memberikan persetujuannya jika Turki meratifikasi keanggotaan NATO untuk Swedia dan Finlandia. Finlandia telah lebih dulu resmi menjadi anggota ke-32 aliansi militer tersebut pada April lalu.