Kamis 01 Jun 2023 11:42 WIB

Cerita Pemenang Desain Logo IKN, Idenya dari Pohon

Logo IKN Nusantara bertema pohon hayat digarap kurang lebih satu bulan.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Natalia Endah Hapsari
 Logo bertema Pohon Hayat karya Aulia yang berasal dari Bandung itu berhasil meraih voting tertinggi dari lima finalis logo IKN.
Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Logo bertema Pohon Hayat karya Aulia yang berasal dari Bandung itu berhasil meraih voting tertinggi dari lima finalis logo IKN.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG- Aulia Akbar alumni Desain Komunikasi Visual (DKV) Itenas Bandung tahun 2010 ini mengungkapkan keberhasilan timnya dengan desain bertema Pohon Hayat memenangi sayembara logo ibu kota negara (IKN) nusantara merupakan pengalaman surealis.

Sebab, ia mengaku jarang mengikuti kompetisi atau lomba-lomba desain grafis. "Kalau perasaan surreal, gak percaya," ucap dia sambil tertawa kepada wartawan di Kampus Itenas Bandung, Rabu (31/5/2023).

Baca Juga

Sejak desain logo IKN nusantara bertema pohon hayat yang dibuatnya dan tim masuk ke sepuluh besar, ia mengaku sudah sangat senang dan bersyukur. Setelah masuk ke lima besar dan menang, ia merasa desain logo IKN yang dibuatnya merupakan hasil kolektif atau bersama dan harus digunakan bersama. "Yang perlu diingat logo yang terpilih ini  pilihan rakyat, bukan pilihan presiden," ungkap dia.

Bersama sepuluh orang tim, Aulia mengaku mengerjakan logo IKN Nusantara bertema pohon hayat kurang lebih satu bulan. Namun, desain yang dibuat merupakan representasi dari pengalaman di dunia desain selama sembilan tahun bekerja.

Ia mengatakan ide awal desain logo tersebut berasal dari kondisi Indonesia yang memiliki banyak keanekaragaman hayati salah satunya adalah pohon. Logo tersebut diharapkan menjadi wajah baru IKN dan mengikat seluruh perbedaan di masyarakat.

Aulia sendiri dan tim mengaku senang dengan kebudayaan-kebudayaan Indonesia. Setelah desain logonya terpilih sebagai logo IKN nusantara, ia mengaku akan menyempurnakannya kembali secara teknis agar dapat dipakai.

Sosok yang aktif bekerja di POT Branding House ini menuturkan karyanya dan tim itu berhasil terpilih sebagai logo IKN dari 500 desain logo yang mengikuti sayembara tersebut. Asosiasi Desainer Grafis Indonesia melakukan kurasi terhadap 500 desain hingga terpilih menjadi 10 logo dan mengerucut menjadi 5 logo.

Pria asal Bandung yang juga mengajar di almamaternya ini mengatakan dari lima logo tersebut dipilih menjadi satu dengan cara voting. Standar yang diterapkan dalam sayembara tersebut merupakan standar internasional. "Sayembara ini sangat bagus sekali memakai standar internasional jadi semua yang gak kepilih ada haknya dan sangat senang sebagai profesional," jelas dia yang pernah berkolaborasi dengan desainer Didit Maulana.

Desain logo IKN nusantara Pohon Hayat memiliki makna yaitu lima akar pada bagian bawah merepresentasikan lima sila pada pancasila. Tujuh batang di bagian tengah menunjukkan gugus pulau besar di Indonesia dan 17 bunga merepresentasikan kemerdekaan.

Rektor Itenas Bandung Prof Meilinda Nurbanasari mengaku bangga terhadap pencapaian alumni Aulia Akbar. Ia mengaku terus menjalin hubungan baik dengan para alumni diantaranya melibatkan mereka sebagai dosen praktisi di kampus. "Saya bangga dan mengapresiasi ditambah Aulia bangga dengan almamater, di profil disebutkan alumni Itenas. Ini menjadi kebanggaan kami," ungkap dia.

Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meluncurkan logo baru Ibu Kota Nusantara (IKN) bertema pohon hayat di Istana Negara, Jakarta, pada Selasa (30/5/2023). Logo baru ini merupakan hasil pilihan masyarakat dari lima nominasi desain yang telah dimulai sejak 4 April hingga 20 Mei 2023.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement