REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Amanat Nasional (PAN) senang dan bersyukur Erick Thohir menjadi kandidat calon wakil presiden (cawapres) dengan elektabilitas tertinggi berdasarkan hasil survei terbaru Indikator Politik Indonesia. Bagi PAN, tingginya elektabilitas Erick ini harus dijadikan pertimbangan oleh bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo maupun Prabowo Subianto dalam menentukan cawapres pendamping.
"Menurut saya, ini (tingginya elektabilitas Erick) pertimbangan buat Ganjar dan Prabowo (dalam menentukan cawapres)" kata Wakil Ketua Umum DPP PAN Yandri Susanto saat acara rilis hasil survei Indikator Politik Indonesia secara daring, Ahad (4/6/2023).
Yandri menjelaskan, PAN sejak tahun lalu sudah berkomitmen mengusung Erick Thohir sebagai cawapres. Adapun capresnya, PAN masih mempertimbangkan dua opsi, antara capres PDIP, Ganjar Pranowo dan capres Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Pimpinan PAN, kata dia, sudah berkomunikasi dengan pimpinan PDIP pada Jumat (3/6/2023) untuk menyodorkan Erick Thohir sebagai cawapres. Belum ada kata sepakat dalam pertemuan itu. Kedua belah pihak berencana menggelar pertemuan lanjutan.
Dalam waktu dekat, lanjut dia, elite PAN juga akan bertemu Prabowo dan pimpinan Gerindra. PAN juga akan menyodorkan Erick Thohir sebagai cawapres pendamping Prabowo.
"Insya Allah dalam waktu tidak lama, kami akan memutuskan (capres yang hendak diusung PAN), antara Ganjar atau Prabowo. Tapi, wakil presidennya Insya Allah Erick Thohir," kata Yandri.
Yandri menambahkan, tingginya elektabilitas Erick Thohir menunjukkan pula bahwa PAN tak salah mengusung Menteri BUMN itu sebagai cawapres. Hasil survei itu menegaskan bahwa Erick adalah sosok cawapres yang diinginkan masyarakat.
"Artinya yang kami usung bukan sesuatu yang 'kaleng-kaleng', tapi sesuatu luar biasa. Tawaran kami buat Merah Putih ini luar biasa," kata Wakil Ketua MPR RI itu.
Dalam survei nasional yang digelar Indikator Politik Indonesia pada 26-30 Mei 2023 itu, elektabilitas Erick Thohir mengungguli 17 nama cawapres lainnya. Ketua Umum PSSI itu menduduki posisi pertama dengan tingkat keterpilihan 15,5 persen. Padahal, dalam survei Indikator Politik Indonesia pada awal Mei, Erick berada di urutan ketiga.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan, peningkatan elektabilitas Erick Thohir ini berkaitan erat dengan kepemimpinannya di PSSI yang dinilai memuaskan. Berkorelasi pula dengan penilaian publik bahwa Erick berperan besar di balik keberhasilan Timnas Sepak Bola Indonesia U-22 meraih medali emas SEA Games 2023 pada 16 Mei lalu.
"Artinya, efek bola ini cukup menjelaskan mengapa elektabilitas Erick Thohir sebagai cawapres meningkat tajam. Tentu tidak semata-mata mata bola (karena) beliau kan multitasking sebagai menteri BUMN, pernah menjadi Ketua Asian Games dan lain-lain. Tetapi dari data yang tersedia sekarang, penjelasannya ya bola," kata Burhanuddin.
Survei nasional Indikator Politik Indonesia ini melibatkan 1.230 responden dari seluruh Indonesia. Responden dipilih dengan metode random digit dialing (RDD) atau pembangkitan nomor telepon secara acak. Wawancara dilakukan via telepon. Margin of error survei ini kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.