REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu berbalik arah setelah sepekan lalu tergelincir di zona merah. Pagi ini, Senin (5/6/2023), IHSG kembali dibuka turun sebesar 0,17 persen ke level 6.621,76.
Pelemahan IHSG terjadi di tengah menguatnya indeks global. Di Asia, Nikkei dan Strait Times menguat signifikan lebih dari satu persen, disusul naiknya Hang Seng dan Shanghai Composite.
"Sementara indeks utama Wall Street ditutup menguat pada perdagangan pekan lalu dengan pasar menyambut pengesahan RUU plafon utang oleh Kongres Amerika Serikat (AS)," kata Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya.
Secara kumulatif, selama sepekan, S&P 500 naik 1,82 persen, DJIA naik 2,02 persen dan Nasdaq naik 2,04 persen. Selain itu, penguatan Wall Street juga ditopang oleh data pekerjaan AS.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan tambahan 339 ribu lapangan kerja pada Mei, lebih baik dari ekspektasi pasar 190 ribu lapangan kerja. Tingkat pengangguran naik ke level tertinggi dalam tujuh bulan menjadi 3,7 persen.
Perilisan data pekerjaan AS menimbulkan optmisme bahwa the Fed tidak akan menaikkan suku bunga pada pertemuan 13-14 Juni mendatang. Ini akan menjadi penghentian pertama sejak the Fed memulai pengetatan kebijakan anti-inflasi yang agresif lebih dari setahun yang lalu.