REPUBLIKA.CO.ID, LESHAN -- Longsor menimbun gedung asrama pekerja sebuah perusahaan tambang pada Ahad (4/6/2023) di barat daya Cina. Longsor yang menimbun gedung asrama pekerja tambang ini menewaskan 19 orang, kata pihak berwenang.
Bencana ini terjadi di sebuah distrik pedesaan pegunungan di daerah Leshan, provinsi Sichuan. Sebelum longsor terjadi, di wilayah itu hujan terus turun selama berminggu-minggu.
Setidaknya lebih dari 180 orang dikerahkan untuk membantu menemukan mereka yang terkubur di bawah reruntuhan dalam sebuah operasi evakuasi yang berakhir pada Ahad sore. Para korban yang tewas adalah para pekerja di perusahaan tambang Jinkaiyuan, menurut stasiun televisi pemerintah CCTV.
"Bencana tersebut menyebabkan lumpur dan puing-puing meluncur ke arah lokasi konstruksi yang dioperasikan oleh perusahaan tambang lokal, di mana lumpur dan puing-puing tersebut menghantam dan mengubur sebagian fasilitas produksi dan fasilitas tempat tinggal di anjungan tambang," demikian dilaporkan CCTV, melansir AP, Senin (5/6/2023).
Sembilan belas orang dipastikan tewas pada pukul delapan malam, kata penyiar, menambahkan bahwa pekerjaan pencarian dan penyelamatan saat ini telah berakhir, dan penyebab runtuhnya sedang diselidiki.
Rekaman yang disiarkan oleh CCTV menunjukkan tim penyelamat dan ekskavator mengorek-ngorek lumpur yang telah meratakan lereng bukit berhutan dan menimbunnya dengan besi-besi yang bengkok dan batu-batu yang hancur.
Pemerintah di Distrik Jinkouhe sebelumnya mengatakan bahwa tanah longsor tersebut telah menewaskan 14 orang dan menyebabkan lima orang hilang. Sejumlah pekerja tambang lainnya yang tidak disebutkan jumlahnya telah dievakuasi ke lokasi yang aman.
Dengan iklimnya yang lembab dan hujan yang lebat, di wilayah barat daya Cina rentan terjadi tanah longsor. Terutama di daerah-daerah di mana telah terjadi pergeseran tanah berskala besar akibat pertanian, deforestasi, proyek-proyek rekayasa dan operasi pertambangan.