REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kaum perempuan pada masa sebelum kelahiran Rasulullah SAW di negara Arab maupun di bangsa Eropa tidak jauh berbeda. Anak perempuan kerap dipandang sebelah mata, dianggap lemah, tidak bisa melindungi dirinya sendiri hingga dianggap beban pada kemudian hari.
Mereka juga menganggap kaum perempuan makhluk yang kotor, bahkan tak layak untuk berbicara dan tertawa. Sehingga kelahiran anak perempuan dianggap sebuah aib bagi masyarakat saat itu dan tak segan-segan mengubur mereka ketika mereka baru saja dilahirkan.
Pada masa yang penuh dengan kegelapan dan kesesatan itu, Nabi Muhammad diutus. Nabi Muhammad datang membawa perubahan dan menyudahi pandangan-pandangan yang merendahkan kaum perempuan itu. Nabi mengatakan bahwa sesungguhnya kaum perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki.
Dikutip dari buku Rasulullah SAW Sehari-Hari karya Muhammad Ismail Al-Jawisy, Rasulullah bersabda, "Bahwasanya dahulu kaum perempuan laksana tawanan bagi kalian yang tidak memiliki hak barang sedikit pun, bahkan hak atas diri mereka sendiri. Namun, sekarang kalian hendaknya memperlakukan mereka sebagai amanah Allah dan kalian halalkan diri dan kemaluan kalian dengan kalimat Allah pula, karena itu bertakwalah kepada Allah, dan perlakukanlah mereka (kaum perempuan) dengan cara yang baik."
Beliau berkata, "Berwasiatlah kalian kepada kaum perempuan dengan cara yang baik, karena mereka diciptakan dari tulang rusuk yang rapuh dan bengkok. Jika kalian berlaku lemah-lembut kepada mereka maka mereka akan lurus. Namun, jika kalian memperlakukannya dengan keras maka akan patah. Dan jangan pula kalian membiarkannya begitu saja sebab perilakunya akan tetap bengkok, melainkan berwasiatlah kalian kepada kaum perempuan dengan cara yang baik."