Selasa 06 Jun 2023 15:42 WIB

Wasiat Nabi Muhammad Perihal Kaum Perempuan

Nabi Muhammad sangat memuliakan perempuan.

Rep: Mabruroh/ Red: Erdy Nasrul
Seorang wanita Muslim Kashmir berdoa di Masjid Jamia, masjid agung Srinagar.
Foto: EPA-EFE/FAROOQ KHAN
Seorang wanita Muslim Kashmir berdoa di Masjid Jamia, masjid agung Srinagar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kaum perempuan pada masa sebelum kelahiran Rasulullah SAW di negara Arab maupun di bangsa Eropa tidak jauh berbeda. Anak perempuan kerap dipandang sebelah mata, dianggap lemah, tidak bisa melindungi dirinya sendiri hingga dianggap beban pada kemudian hari.

Mereka juga menganggap kaum perempuan makhluk yang kotor, bahkan tak layak untuk berbicara dan tertawa. Sehingga kelahiran anak perempuan dianggap sebuah aib bagi masyarakat saat itu dan tak segan-segan mengubur mereka ketika mereka baru saja dilahirkan.

Baca Juga

Pada masa yang penuh dengan kegelapan dan kesesatan itu, Nabi Muhammad diutus. Nabi Muhammad datang membawa perubahan dan menyudahi pandangan-pandangan yang merendahkan kaum perempuan itu. Nabi mengatakan bahwa sesungguhnya kaum perempuan  diciptakan dari tulang rusuk laki-laki.

Dikutip dari buku Rasulullah SAW Sehari-Hari karya Muhammad Ismail Al-Jawisy, Rasulullah bersabda, "Bahwasanya dahulu kaum perempuan laksana tawanan bagi kalian yang tidak memiliki hak barang sedikit pun, bahkan hak atas diri mereka sendiri. Namun, sekarang kalian hendaknya memperlakukan mereka sebagai amanah Allah dan kalian halalkan diri dan kemaluan kalian dengan kalimat Allah pula, karena itu bertakwalah kepada Allah, dan perlakukanlah mereka (kaum perempuan) dengan cara yang baik."

Beliau berkata, "Berwasiatlah kalian kepada kaum perempuan dengan cara yang baik, karena mereka diciptakan dari tulang rusuk yang rapuh dan bengkok. Jika kalian berlaku lemah-lembut kepada mereka maka mereka akan lurus. Namun, jika kalian memperlakukannya dengan keras maka akan patah. Dan jangan pula kalian membiarkannya begitu saja sebab perilakunya akan tetap bengkok, melainkan berwasiatlah kalian kepada kaum perempuan dengan cara yang baik."

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement