REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Nagoya City University (NCU) Jepang mengundang delegasi dari Universitas Brawijaya (UB) untuk menandatangani nota kesepahaman (MoU), Kamis (23/6/2023). Penandatanganan MoU ini sebagai tindak lanjut dari kerja sama yang telah digagas sejak 2012.
Rektor UB, Prof Widodo mengatakan, kerja sama antara UB dan NCU telah terjalin lama, bahkan sejak sebelum penandatangan MoU. “Saya sendiri pernah berkolaborasi dengan pihak NCU pada awal 2000an. Dan pada tahun ini, UB mengirim satu mahasiswa mengikuti pertukaran pelajar di NCU dengan pembiayaan penuh dari pihak NCU, serta adanya join research antara dosen NCU dan dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UB,” kata Widodo.
Ia mengungkapkan ada sejumlah harapan dengan adanya penandatanganan tersebut. Satu di antaranya seperti harapan akan semakin banyak dosen dan mahasiswa UB yang dapat melanjutkan studi. Kemudian diharapkan berbagai kegiatan kerja sama di NCU juga dapat terlaksana.
Sementara itu, Presiden NCU Kiyofumi Asai menyampaikan, kerja sama antara UB dan NCU merupakan salah satu peluang yang sangat berharga. Penandatangan MoU dianggap sebagai wujud nyata dari para pihak untuk mendukung penuh aktivitas pendidikan dan penelitian yang dilakukan oleh kedua universitas.
Menurut dia, NCU memiliki empat kampus yang terletak di Sakurayama dan Takiko. "Kami sangat terbuka untuk menerima dosen dan mahasiswa dari UB di kampus kami,” ungkapnya.
Selain penandatanganan MoU, delegasi UB juga mengunjungi Rumah Sakit NCU. Sarana tersebut merupakan rumah sakit yang dikelola oleh NCU secara profesional dan menjadi salah satu rumah sakit terbaik di Kota Nagoya.
Pada kegiatan tersebut, pihak NCU menunjukkan berbagai inovasi yang dilakukan RS sebagai luaran dari penelitian yang dilakukan oleh dosen dan peneliti NCU.
Pimpinan UB dan pimpinan RS NCU mendiskusikan beberapa hal yang dapat diterapkan di RS UB. Dalam hal ini termasuk kemungkinan untuk melakukan kolaborasi ke depannya.