Kamis 08 Jun 2023 05:10 WIB

In Picture: Gas Air Mata, Meriam Air Ditembakkan ke Mahasiswa Srilanka yang Demo

Menuntut pembebasan aktivis yang ditangkap selama protes anti-pemerintah tahun lalu.

Red: Tahta Aidilla

Polisi anti huru hara Sri Lanka membubarkan pengunjuk rasa selama protes mahasiswa, di Kolombo, Sri Lanka, Rabu (7/6/2023). (FOTO : EPA-EFE/CHAMILA KARUNARATHNE)

Polisi menembakkan gas air mata dan menggunakan meriam air untuk membubarkan protes mahasiswa di Kolombo, Sri Lanka, (7/6/2023). (FOTO : EPA-EFE/CHAMILA KARUNARATHNE)

Polisi anti huru hara Sri Lanka membubarkan pengunjuk rasa selama protes mahasiswa, di Kolombo, Sri Lanka, Rabu (7/6/2023). (FOTO : EPA-EFE/CHAMILA KARUNARATHNE)

Polisi anti huru hara Sri Lanka membubarkan pengunjuk rasa selama protes mahasiswa, di Kolombo, Sri Lanka, Rabu (7/6/2023). (FOTO : EPA-EFE/CHAMILA KARUNARATHNE)

Polisi anti huru hara Sri Lanka membubarkan pengunjuk rasa selama protes mahasiswa, di Kolombo, Sri Lanka, Rabu (7/6/2023). (FOTO : EPA-EFE/CHAMILA KARUNARATHNE)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO  --  Polisi anti huru hara Sri Lanka membubarkan pengunjuk rasa selama protes mahasiswa, di Kolombo, Sri Lanka, Rabu (7/6/2023). 

Ratusan mahasiswa berbaris di Kolombo untuk menuntut pembebasan aktivis yang ditangkap selama protes anti-pemerintah tahun lalu.

Para pengunjuk rasa pada hari Rabu mengatakan pemenjaraan puluhan mahasiswa dan aktivis merupakan penganiayaan politik.

Protes massal di negara berpenduduk 22 juta orang itu mengakibatkan pengunduran diri dan pelarian sementara Presiden Gotabaya Rajapaksa.

sumber : EPA-EFE/CHAMILA KARUNARATHNE
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement