Jumat 09 Jun 2023 06:33 WIB

Harga Emas Melonjak Setelah Data Klaim Pengangguran AS Mengecewakan

Klaim pengangguran awal AS naik 28 ribu menjadi 261 ribu.

Pramuniaga menunjukkan emas untuk investasi atau batangan Antam di sebuah gerai emas di Malang, Jawa Timur, Kamis (10/3/2022). Pengusaha emas setempat mengatakan fluktuasi harga emas yang cenderung meningkat dan berada di kisaran Rp1.012.000 per gram akibat dipengaruhi krisis perang Rusia - Ukraina membuat transaksi buyback atau pembelian kembali dalam dua pekan terakhir meningkat hingga 13 persen.
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Pramuniaga menunjukkan emas untuk investasi atau batangan Antam di sebuah gerai emas di Malang, Jawa Timur, Kamis (10/3/2022). Pengusaha emas setempat mengatakan fluktuasi harga emas yang cenderung meningkat dan berada di kisaran Rp1.012.000 per gram akibat dipengaruhi krisis perang Rusia - Ukraina membuat transaksi buyback atau pembelian kembali dalam dua pekan terakhir meningkat hingga 13 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Harga emas berjangka melonjak pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), berbalik menguat dari kerugian sesi sebelumnya karena investor bereaksi terhadap laporan klaim pengangguran Amerika Serikat yang mengecewakan ketika pasar menunggu pertemuan Federal Reserve pekan depan.Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, melonjak 20,20 dolar AS atau 1,03 persen menjadi ditutup pada 1.978,60 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 1.985,70 dolar AS dan terendah di 1.955,20 dolar AS.

Emas berjangka jatuh 23,10 dolar AS atau 1,17 persen menjadi 1.958,40 dolar AS pada Rabu (6/7/2023), setelah terangkat 7,20 dolar AS atau 0,36 persen menjadi 1.981,50 dolar AS pada Selasa (6/6/2023), dan bertambah 4,70 dolar AS atau 0,24 persen menjadi 1.974,30 dolar AS pada Senin (5/6/2023).

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis (8/6/2023) bahwa klaim pengangguran awal AS naik 28 ribu menjadi 261 ribu dalam pekan yang berakhir 3 Juni, kenaikan terbesar sejak Juli 2021 dan melebihi perkiraan para ekonom.

Kenaikan klaim pengangguran memicu ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve mungkin tidak menaikkan suku bunga pada pertemuan kebijakannya minggu depan, meredam dolar AS, yang pada gilirannya mendukung emas.

Sementara itu, Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Kamis (8/6/2023) bahwa persediaan grosir AS turun tipis 0,1 persen pada April setelah turun 0,2 persen yang direvisi pada Maret.

Para pedagang sekarang memperhatikan data inflasi AS yang akan dirilis pada Selasa (13/6/2023), sehari menjelang pengumuman kebijakan moneter Federal Reserve.

Kenaikan suku bunga yang mengejutkan di Australia dan Kanada mendorong beberapa ekspektasi bahwa Fed juga akan mengikutinya, mengingat inflasi AS dan pasar tenaga kerja berjalan jauh di atas target bank sentral.

Tetapi, pertumbuhan ekonomi AS juga telah mendingin secara substansial dalam beberapa bulan terakhir, memberi ruang terbatas bagi Fed untuk mempertahankan kenaikan suku bunga.

Naiknya suku bunga menjadi pertanda buruk bagi aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas, karena hal itu menaikkan peluang kerugian. Tetapi jika Fed mengumumkan jeda minggu depan, suku bunga AS diperkirakan akan tetap lebih tinggi lebih lama, membuat pasar logam di bawah tekanan.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli menguat 81,90 sen atau 3,48 persen, menjadi ditutup pada 24,348 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli merosot 10,70 dolar AS atau 1,04 persen, menjadi menetap pada 1.013,90 dolar AS per ounce.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement