REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN — Kebakaran dilaporkan terjadi di SDN 1 Situgede, Desa Situgede, Kecamatan Subang, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Sabtu (10/6/2023) malam. Nilai kerugian akibat kebakaran ini diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah.
Menurut Kepala UPT Pemadam Kebakaran (Damkar) Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Kuningan M Khadafi Mufti, kebakaran itu pertama kali diketahui oleh penjaga sekolah. Saat itu saksi tengah membeli kopi di warung dan kemudian melihat api sudah membesar di bagian gudang sekolah.
Letak gudang sekolah itu berdempetan dengan ruang perpustakaan dan ruang guru. “Saksi segera meminta bantuan kepada warga sekitar untuk memadamkan api,” ujar Khadafi, Ahad (11/6/2023).
Pihak sekolah bersama warga dan aparat desa setempat bergotong royong untuk memadamkan api dengan menggunakan peralatan seadanya. Selang sekitar 50 menit kemudian, kejadian kebakaran itu dilaporkan kepada UPT Damkar.
Namun, dari hasil koordinasi UPT Damkar dengan jajaran Polsek Subang dan pemerintah desa setempat, ada kendala akses bagi kendaraan damkar ke lokasi sekolah yang dilanda kebakaran.
Akses menuju SDN 1 Situgede itu dilaporkan berbatu, menanjak, sempit, dan curam. Kondisi itu akan menyulitkan kendaraan damkar dan jika dipaksakan dikhawatirkan membahayakan.
Dengan kondisi tersebut, kepala UPT Damkar Kuningan memutuskan untuk berangkat ke lokasi kebakaran bersama sejumlah anggotanya dengan menggunakan kendaraan roda empat double cabin. Mereka membawa empat buah alat pemadam api ringan (APAR).
Menurut Khadafi, pihaknya baru sampai di lokasi kebakaran setelah menempuh perjalanan sekitar dua jam. Setibanya di lokasi, api ternyata sudah bisa dipadamkan oleh warga, guru, penjaga sekolah, dan aparat desa setempat. “Tidak ada korban jiwa,” ujar dia.
Khadafi mengatakan, kebakaran melanda gudang sekolah, ruang guru, dan ruang perpustakaan. Dilaporkan ada sejumlah peralatan yang terbakar, antara lain printer, komputer, proyektor, dan tenda milik sekolah. “Total kerugian akibat kebakaran itu mencapai sekitar Rp 53,6 juta,” kata dia.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, menurut Khadafi, diduga api yang memicu kebakaran di sekolah itu muncul akibat korsleting.
“Dari hasil pemeriksaan, penyebab kebakaran diduga dari arus pendek listrik (korsleting) pada terminal listrik yang menggunakan kabel rambut atau bukan kabel SNI. Akhirnya membakar tumpukan kasur busa di ruang gudang,” kata Khadafi.
Mengantisipasi kejadian serupa, Khadafi meminta pihak sekolah lebih siaga. Apalagi lokasi sekolah sulit diakses kendaraan damkar dan sulitnya sinyal telepon seluler dapat menjadi kendala pelaporan kejadian kebakaran.
Pihak sekolah dan aparat pemerintah desa setempat diminta menyediakan APAR ataupun tandon air. UPT Damkar Kuningan juga sudah memberikan bantuan satu unit APAR jenis powder kepada pihak sekolah. APAR itu juga bisa digunakan oleh warga Desa Situgede sebagai langkah awal penanganan kebakaran.
“Kami mengimbau warga untuk mewaspadai setiap potensi terjadinya kebakaran, yang diakibatkan dari puntung rokok, korsleting listrik, tungku, gas, pembakaran sampah dan lainnya,” kata Khadafi.
Terlebih saat musim kemarau yang kondisinya kering dan panas.