Rabu 14 Jun 2023 14:28 WIB

Kawasan MAJT Semarang Segera Ditata Ulang, Tetap Pertahankan Fungsi Konservasi

Konsep tata ulang kini sedang digodok oleh tim perancang.

Masjid Agung Jawa Tengah.
Foto: ANTARA/Aji Styawan
Masjid Agung Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Jalan Gajah, Kota Semarang, yang dikenal sebagai destinasi wisata religi bertaraf internasional, segera ditata ulang. Ketua Pelaksana Pengelola (PP) MAJT, Prof KH Noor Achmad menuturkan, penataan area seluas 10 hektare ini tetap akan mempertahankan estetika lingkungan, konservasi, dan latar filosofis yang selama ini menjadi karakternya.

Menurut KH Noor Achmad yang didampingi Sekretaris KH Muhyiddin, rencana menata ulang kawasan ini didasarkan hasil rapat pleno pengurus, pada Selasa (13/6/2023). Dalam rapat pleno yang juga dihadiri Penasihat MAJT KH Ali Mufiz, mantan gubernur Jateng, memutuskan misi penataan ulang sebagai upaya rebranding MAJT, yang tujuannya untuk memberi penyegaran dan kenyamanan masyarakat luas termasuk wisatawan.

Pembenahan kawasan MAJT,  lanjut dia, sebagai sesuatu yang urgen dan tidak dapat ditunda, mengingat MAJT yang sarat dengan situs penting dan bersejarah dan diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sejak 2006. Dari sisi usia, katanya, saatnya untuk ditata ulang.

Konsep tata ulang kini sedang digodok oleh tim perancang yang dimiliki MAJT dan selanjutnya akan dikonsultasikan kepada para ahli biar semakin komprehensif. Penataan ulang diarahkan pada situs-situs yang sudah tidak rapi.

Misalnya, kawasan hijau yang selama ini dihuni oleh puluhan pohon trembesi akan diganti dengan tanaman sejenis tapi berbiji yang akarnya tidak merusak bangunan. “Trembesi yang rimbun kelemahannya merusak pondasi dan bangunan, serta pohon ini kurang diminati burung sehingga diputuskan untuk diganti,” jelas Noor Achmad yang juga ketua Baznas RI.

Jenis pohon sebagai pengganti belum ditetapkan, namun prinsipnya sesuai latar filosofinya, harus berfungsi sebagai tanaman pelindung, ditambah ramah dengan kicauan burung.

PP MAJT akan mendesain tanaman pengganti tersebut secara alami akan menjadi tempat berteduh dan bermainnya puluhan ribu burung. Kawasan manasik haji juga akan ditata lebih rapi. Kawasan ini harus rindang dan nyaman, sebagai aktivitas latihan manasik haji untuk masyarakat.

Sekretaris PP MAJT Muhyiddin menambahkan  MAJT kini mulai dirimbuni ratusan pohon kurma, bahkan sejumlah pohon sudah berbuah lebih cepat dari kebiasannya. Pohon kurma ini juga akan diperbanyak lagi, agar semakin menjadi daya tarik wisatawan.

Kawasan tampak depan MAJT dari sisi Jalan Gajah, juga bakal diubah menjadi view yang akan memperlihatkan keanggunan arsitektur masjid yang bercorak perpaduan arsitektur Jawa, Eropa, dan Timur Tengah.

Penataan kembali ini juga untuk memperkuat fungsi MAJT yang selama ini dikenal masyarakat internasional sebagai pelopor moderasi umat beragama.

Rebranding MAJT yang menonjol lainnya, bakal direkrut tenaga pemandu wisata yang profesional, yang dapat melayani informasi secara lengkap situs-situs yang ada sehingga wisatawan semakin tertarik dengan keberagaman situs religi yang dimiliki MAJT.

“Prinsipnya, semua situs harus terkelola secara profesional, untuk kenyamanan wisatawan, termasuk mengaktifkan kembali payung raksasa yang saat ini belum bisa digerakkan. Sebelum 2023 berakhir, penataan ulang harus sudah rampung,” ujar Noor Achmad.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement