Rabu 14 Jun 2023 16:11 WIB

Bima Arya Berkantor di Alun-Alun Kota Bogor demi Bereskan Kesemrawutan

Banyak warga parkir sembarangan, PKL, dan angkot ngetem di Alun-Alun Kota Bogor.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Erik Purnama Putra
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto.
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, selama beberapa hari ke belakang berkantor di Alun-Alun Kota Bogor. Langkah itu diambil untuk membangun sistem demi memperbaiki kesemrawutan di kawasan tersebut.

Kesemrawutan itu disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya kendaraan parkir sembarangan, pedagang kaki lima (PKL), dan angkutan kota (angkot) ngetem alias berhenti sembarangan. Kondisi itu terjadi lantaran kini banyak masyarakat beraktivitas di ruang terbuka hijau (RTH) yang baru diresmikan kala masa pandemi tersebut.

"Jadi kita coba membangun sistem di sini, karena setelah kita bangun Alun-Alun tidak diiringi oleh sistem semua. Beberapa kali saya ingatkan tetapi ternyata harus diakselerasi," kata Bima ketika ditemui Republika.co.id di Alun-Alun Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (13/6/2023).

Menurut Bima, kegiatan yang dilakukan itubukanlah inspeksi mendadak (sidak), melainkan upayanya untuk membangun sistem agar Alun-Alun tak lagi semrawut. "Ini adalah membangun sistem. Sistem perparkiran, sistem kebersihan, keamanan dan aistem penataan PKL. Jadi ketika saya selesai jadi wali kota sistemnya sudah terbangun disini,” jelasnya.

Dia mengaku, telah menginstruksikan agar dinas terkait mengkaji cepat terkait sistem perparkiran di sekitar Alun-Alun Kota Bogor. Hanya saja, sambung dia, jajarannya mesti menghitung potensi kehilangan pendapatan asli daerah (PAD) karena banyak kendaraan yang parkir di sekitaran kawasan tersebut.

Dia mengatakan, kendaraan yang kerap parkir di Alun-Alm Kota Bogor sangat mungkin untuk diarahkan ke Pasar Kebon Kembang Blok F. Kemudian, pengunjung bisa berjalan kaki dari pasar ke Alun-Alun Kota Bogor yang jaraknya tidak terlalu jauh.

Kemudian, sambung dia, angkot yang kerap ngetem di sekitar kawasan tersebut juga menyebabkan kemacetan. Sehingga rencananya akan dibuat cerukan khusus untuk angkot, seiring dengan pembangunan jalur pedestrian di Jalan Nyi Raja Permas.

"Kemudian PKL, jadi PKL ini betul betul merusak. Jadi jalur pedestrian yang dibangun menggunakan uang rakyat ini jadi rusak. Baru berapa bulan dibangun, lantainya sudah hitam, itu susah sekaki dibersihkannya," ucap Bima.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement