REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Seorang warga Dusun Bojong, Desa Sepatnunggal, Kecamatan Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya, berinisial AB (45 tahun) dilaporkan meninggal dunia pada Rabu (14/6/2023) malam. Sebelum meninggal dunia, warga itu diduga tak mendapatkan pelayanan maksimal di Puskesmas Sodonghilir.
Camat Sodonghilir Uu Saeful Uyun mengatakan, pihaknya telah melakukan kroscek ke sejumlah pihak terkait informasi yang beredar tersebut. Berdasarkan informasi dari pihak keluarga, almarhum memiliki penyakit darah tinggi.
"Saat itu pasen dibawa ke puskesmas dalam keadaan pingsan," kata Uu saat dikonfirmasi Republika.co.id, Kamis (15/6/2023).
Ketika pasien tiba di Puskesmas Sodonghilir, ruangan di fasilitas pelayanan kesehatan itu sedang dalam keadaan penuh. Petugas yang ada pun disebut sedikit kewalahan dalam menangani pasien lain.
Namun, menurut Uu, pihak keluarga almarhum menyesalkan karena perawat jaga tidak secara maksimal. Perawat disebut tak memeriksa terlebih dahulu kondisi pasien dengan alasan ruangan penuh.
Setelah itu, perawat jaga merekomendasikan agar pasien dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat yang ada di Kecamatan Bantarkalong. "Kurang lebih 700 meter dari Puskesmas Sodonghilir pasen sudah meninggal dunia," kata Uu.
Dia menambahkan, berdasarkan informasi keluarga dan masyarakat sekitar di Desa Sepatnunggal, ada beberapa layanan yang kurang maksimal dari perawat tersebut selama bertugas menjadi perawat desa. Komunikasi yang dilakukan oleh perawat itu juga kurang maksimal sehingga kekesalan masyarakat setempat bertambah. Sejumlah warga akhirnya menyampaikan aspirasi kepada kepala puskesmas dan musyawarah pimpinan kecamatan.
Menurut Uu, pihak keluarga dan masyarakat telah menerima atas meninggalnya almarhum. Namun, pihaknya tetap akan melakukan evaluasi menyeluruh terkait layanan puskesmas. Diharapkan, ke depannya layanan di Puskesmas Sodonghilir dapat makin baik dan berkualitas.
"Kami melakukan briefing dan menandatangani pakta integritas sebagai langkah konkret dan serius untuk memperbaiki layanan," ujar dia.
Dia juga ikut berbelasungkawa atas meninggalnya warga Desa Sepatnunggal. Menurut dia, sejumlah pimpinan kecamatan juga telah mendatangi rumah duka almarhum pada Kamis pagi.
Sebelumnya, sejumlah warga dilaporkan mendatangi Puskesmas Sodonghilir karena pelayanan kurang maksimal di tempat itu sehingga berujung pasien meninggal dunia. Kepala Polsek Sodonghilir AKP Uu Mahtum membenarkan ada masyarakat yang mendatangi puskemas.
Berdasarkan laporan yang diterimanya, aksi masyarakat itu bermula ketika ada seorang warga yang harus mendapatkan penanganan medis di Puskesmas Sodonghilir pada Rabu sekitar pukul 20.00 WIB. Karena ruangan penuh, pasien itu dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Namun, dalam perjalanan pasien dinyatakan meninggal dunia.
Setelahnya, sekitar pukul 21.20 WIB, pihak keluarga yang tidak terima akan meninggalnya pasien, mencoba untuk mencari petugas Puskesmas Sodonghilir. Namun, pihak keluarga diarahkan untuk melakukan mediasi di Koramil 1223/Sodonghilir, yang berlokasi di sebelah puskesmas.
"Kami mengimbau kepada warga masyarakat supaya tetap bersabar karena permasalahan sudah ditangani oleh yang berwajib serta mengimbau supaya massa tidak terprovokasi," ujar Uu.
Menurut salah seorang warga Desa Sepatnunggal, Dadan Darul Mutakin (35), lambatnya penanganan di Puskesmas Sodonghilir bukan baru sekali terjadi. Ia menilai, pelayanan di puskesmas itu kerap kali mendapatkan komplain dari warga.
"Selama ini pelayanan buruk di puskemas sering terjadi," kata Dadan.
Padahal, ia memegaskan, masyarakat memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik dan layak. Karenanya, perlu evaluasi dari semua pihak untuk perbaikan pelayanan.