REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Kepala Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) H, Sarbin Sehe mengatakan Alquran merupakan dasar pembentukan karakter anak, menjadi bekal tauhid di masa depan.
Ia mengatakan, gagal pendidikan Islam kalau anak-anak madrasah tidak tahu mengaji dan tidak hafal Alquran. "Madrasah adalah harapan besar di masa depan, karena itu Juz 30 bagi madrasah adalah harga mati," ujar Sarbin.
Ia mengapresiasi guru-guru madrasah terutama madrasah ibtidaiyah (MI) mengajarkan anak-anak menghafal Alquran. "Terima kasih kepada guru-guru yang telah mendedikasikan diri dalam pendidikan anak-anak bangsa. Dedikasi orang-orang hebat hari ini akan melahirkan anak-anak hebat di masa depan," ucap Sarbin.
Memasuki era digital, lanjutnya, dunia pendidikan terus berubah. Saat ini adala era Generasi Z yang hidup berdampingan dengan teknologi dan internet, sehingga memerlukan sejumlah aspek baik intelektual, moral dan spiritual sebagai bekal menghadapi era ini.
Oleh karena itu, kata dia, program menghafal juz 30 seyogyanya bukan dijadikan sebagai program unggulan di madrasah, melainkan program dasar yang menjadi wajah dan ciri khas madrasah itu sendiri. "Kami berharap kita ubah pikiran kita, bahwa juz 30 adalah bukan program unggulan, tapi menjadi bagian dari harkat madrasah itu sendiri," kata dia.