Ahad 18 Jun 2023 18:22 WIB

Ahli Hematologi: 35 Persen Pasien Kanker Meninggal Karena Penyebaran

Jika kanker diterapi dengan benar maka pengobatannya tidak perlu ke luar negeri.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Muhammad Hafil
Pita pink menjadi simbol kesadaran akan kanker payudara (ilustrasi)
Foto: Republika
Pita pink menjadi simbol kesadaran akan kanker payudara (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ahli hematologi , Prof Dr dr Ary Harryanto Sp.PD-KHOM menuturkan jika kanker diterapi dengan benar maka pengobatannya tidak perlu ke luar negeri. Sejauh ini menurut pengalamannya, pasien kanker yang meninggal karena metastase atau penyebaran itu sebesar 35 persen saja.

"Meninggal karena metastase itu 35 persen, yang banyak itu karena kardiovaskular, mudah infeksi, atau penyakit lain seperti diabetes,” katanya di Jakarta, Sabtu (17/6/2023).

Baca Juga

Untuk itu dalam pengobatan kanker harus holistik. Artinya harus dilihat secara keseluruhan baik kondisi stadiumnya, fungsi organ, hingga penyakit lain yang diderita.

"Yang terpenting adalahdeteksi dini. Untuk kanker payudara ingat ada SADARI. Lalu bisa mamografi meski alatnya belum tersebar,” katanya.

Badan Pengawas Obat Dan Makanan (BPOM) menyetujui Abemaciclib yang merupakan obat untuk terapi pasien dengan HR+ HER2- kanker payudara stadium awal dengan resiko tinggi. Dengan disetujuinya terapi ini, diharapkan pasien lebih memilih berobat di dalam negeri.

Ketua Perhimpunan Hematologi Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia (PERHOMPEDIN), dr. TB Djumhana Atmakusuma mengatakan, dengan diberikan izin oleh BPOM maka dokter sekarang boleh meresepkan obat ini untuk penyandang kanker stadium awal dengan HR+ HER2-.

“Selama ini tidak ada obat yang untuk HR+ HER2-. Selama ini obatnya hormonal terapi atau pada keadaan tertentu kemoterapi,” katanya di Jakarta, Sabtu (17/6/2023).

Dengan terapi ini juga diharapkan kekambuhan dari sel kanker akan lebih kecil. Menurutnya, kanker bisa kembali kambuh, bisa dalam hitungan tahun. Selain itu, dengan tambahan opsi terapi ini, diharapkan pasien di Indonesia tidak perlu berobat ke luar negeri.

"Di Indonesia saja pengobatan sudah bisa. Tidak usah ke luar negeri,” katanya

Abemaciclib adalah pengobatan bertarget yang dikenal sebagai penghambat Cyclin-dependent kinase (CDK)4/6. Bentuk Abemaciclib berupa tablet oral non-kemoterapi.

Berdasarkan studi praklinis, Abemaciclib bekerja langsung di dalam sel untuk memblokir aktivitas CDK4/6 dan membantu menghentikan pertumbuhan sel kanker dan menyebabkan sel kanker akan mati. Pada sel kanker payudara dengan estrogen receptor positive(ER+), cyclin D1 dan CDK4/6 mendorong fosforilasi protein retinoblastoma (Rb), perkembangan siklus sel, dan proliferasi sel.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement