REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) menegaskan, masyarakat tidak perlu termakan isu deforestasi terkait kelapa sawit. Bidang SDM dan Internasional Apkasindo Djono Albar Burhan mengatakan, kelapa sawit memiliki banyak manfaat positif untuk banyak kebutuhan.
“Jika kita termakan informasi yang disampaikan oleh negara Eropa bahwa sawit itu deforestasi dan didorong untuk tidak menggunakan produk turunan minyak sawit, bayangkan seberapa besar hutan-hutan yang akan digunduli yang akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di tengah fakta kelapa sawit sebagai minyak nabati dunia paling produktif,” kata Djono dalam pernyataan tertulisnya, Senin (19/6/2023).
Djono menjelaskan, kelapa sawit merupakan satu-satunya minyak nabati dunia yang memiliki sertifikasi berkelanjutan di dunia. Sementara minyak kedelai, rapeseed, biji bunga matahari, kelapa, zaitun, dan beberapa lainnya belum mengantongi sertifikasi berkelanjutan.
Tidak hanya itu, dia menyebut, sektor industri perkebunan kelapa sawit juga sudah terbukti membantu petani kelapa sawit dan masyarakat yang ada di sekitarnya yang bekerja secara langsung dan tidak langsung. “Ini juga untuk meningkatkan perekonomian mereka,” ujar Djono.
Sementara itu, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) juga menekankan minyak kelapa sawit akan terus ada dan dibutuhkan. Bidang Komunikasi Kompartemen Media Relations Gapki Fenny A Sofyan mengunhkapkan, lebih dari 40 persen kebutuhan minyak nabati global menggunakan kelapa sawit.
“Produk yang digunakan dalam mendukung 24 jam aktivitas sehari-hari masyarakat Indonesia merupakan produk yang mengandung minyak sawit,” ujar Fenny.
Asosiasi Produsen Biofuel Indonedia (Aprobi) juga menekankan, kelapa sawit juga menjadi komoditas zero waste yang semua bagian tumbuhannya dapat dimanfaatkan menjadi beragam produk bernilai guna dan ekonomi tinggi. Wakil Sekretaris Jenderal Aprobi, Irma Rachmania mengatakan, untuk kebutuhan energi, sawit itu bisa jadi biogas, biofuels (biodiesel, green diesel, green gasoline, dan green avtur), biomassa yang berasal dari cangkang misalnya (heater, boiler), dan electricity.
Terkait bioavtur berbahan sawit, Irma menuturkan, pemerintah Indonesia sudah melakukan uji coba bioavtur 2,5 persen di pesawat CN 235-220 pada September 2021. “Selanjutnya akan melakukan uji coba kembali pada Agustus 2023 mendatang,” ujar Irma.