REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Cina memangkas tolok ukur pinjaman utamanya pada Selasa (20/6/2023) pengurangan pertama dalam 10 bulan karena pihak berwenang berusaha untuk menopang pemulihan ekonomi yang melambat. Meskipun, kekhawatiran tentang pasar properti berarti pelonggaran tidak sebesar yang diharapkan.
Pelonggaran moneter terbaru terjadi saat pemulihan pascapandemi di ekonomi terbesar kedua di dunia itu menunjukkan tanda-tanda kehilangan momentum awal yang terlihat pada kuartal pertama.
Suku bunga dasar pinjaman (LPR) satu tahun diturunkan sebesar 10 basis poin menjadi 3,55 persen. Sedangkan LPR lima tahun dipotong dengan margin yang sama menjadi 4,20 persen.
Sementara semua 32 peserta dalam jajak pendapat Reuters mengharapkan pengurangan untuk kedua tarif, pemotongan ke tarif lima tahun lebih kecil dari yang diperkirakan banyak orang. "Pemotongan ini akan menurunkan biaya pinjaman baru, serta pembayaran bunga atas pinjaman yang ada," kata Julian Evans-Pritchard, kepala ekonomi Cina di Capital Economics.