REPUBLIKA.CO.ID, LE BOURGET -- Perusahaan industri penerbangan Turki telah berhasil membuat berbagai produk dirgantara dengan teknologi mutahir yang dikembangkan secara mandiri. Salah satu capaian industri dirgantara Turki ini adalah Kaan Anka-3, pesawat tanpa awak siluman (UCAV), yang akan diuji terbang perdana dalam waktu dekat, dalam keterangan pers Turkish Aerospace Industries di Paris Air Show 2023, Selasa (20/6/2023).
TAI Kaan Anka-3 adalah proyek pesawat tempur tak berawak siluman, proyek lanjutan oleh perusahaan industri pertahanan Turki. Drone siluman berekor dengan mesin turbofan, sistem senjata terintegrasi dan kapasitas muatan tinggi.
CEO Turkish Aerospace Industries, Temel Kotil mengungkapkan waktu tanggal penerbangan perdana untuk pesawat tempur generasi berikutnya dan program drone siluman. Ia juga mengkonfirmasi pengiriman mesin helikopter buatan Ukraina, akan terus berlanjut meskipun ada perang yang sedang berlangsung dengan Rusia.
"Drone siluman Anka-3 mampu terbang selama waktu dua minggu, dengan margin kesalahan plus atau minus dua hari," kata Temel Kotil di Paris Air Show pada Selasa (20/6/2023).
Sementara itu, pesawat tempur generasi berikutnya yang bermesin ganda milik Turkish Aerospace Industries, yang diberi nama Kaan, akan terbang pada 27 Desember, Kotil menambahkan. Kedua program ini memimpin portofolio program pengembangan penerbangan militer dan sipil Turkish Aerospace Industries.
Selain drone tempur siluman, Turkish Aerospace Industries, juga telah mengembangkan pesawat tempur dan pesawat latih tanpa awak, serta helikopter dan sistem pesawat tanpa awak (UAS). Turkish Aerospace Industries juga meluncurkan T925 di pameran Paris Air Show 2023 ini.
T925 adalah helikopter angkut yang mampu mengangkat berat berbobot 10 ton dan berkapasitas 20 penumpang. Helikopter ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan Angkatan Laut Turki, kata Kotil. Penerbangan pertama TC-925 - yang dikenal secara internal sebagai helikopter "General Purpose 2" - dijadwalkan pada tahun 2024, demikian ungkap Kotil.
T925 memperluas portofolio helikopter utilitas Turkish Aerospace Industries, di luar T625 Gokbey, yakni helikopter ringan bermesin ganda yang akan dikirim ke gendarmerie Turki pada bulan Agustus, demikian ungkap Kotil.
Turkish Aerospace Industries juga secara bersamaan mengembangkan helikopter T929 ATAK 2, sebuah pesawat kembar dengan T925 yang dirancang untuk serangan berat. Versi serbu dari helikopter ini dirancang untuk ditenagai oleh mesin buatan Ukraina, turboshaft Motor Sich TV3-117.
Pemasok produsen Ukraina telah mengirimkan prototipe mesin pertama ke Turki awal tahun ini, meskipun ada gangguan yang disebabkan oleh perang Rusia yang telah berlangsung selama 16 bulan.
"Pada masa perang, mereka tetap membuat mesin helikopter kami dan mengirimkannya untuk ATAK II,\" kata Kotil. "Mereka hampir tepat waktu. Ada beberapa penundaan. Tapi tidak apa-apa. Itu normal. Saat itu sedang terjadi perang," ujarnya menambahkan.
Kotil masih yakin bahwa Motor Sich dapat mendukung rencana produksi untuk helikopter ATAK II, namun Turkish Aerospace Industries juga memiliki opsi lokal. Turkish Engine Industries sedang mengembangkan mesin TS1400 berkekuatan 1.400 tenaga kuda untuk Gokbey, dan arsitektur tersebut dapat ditingkatkan menjadi mesin berkekuatan 2.000 tenaga kuda untuk ATAK II dan T925, ujar Kotil.
"Kami mampu membangun mesin tersebut," ujarnya.