Kamis 22 Jun 2023 18:49 WIB

Tidak Ada Korban WNI dalam Ledakan Paris

37 orang terluka dan lima diantaranya kritis setelah ledakan di Rue Saint-Jacques.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Setidaknya 37 orang terluka dan lima diantaranya kritis setelah ledakan terjadi di Rue Saint-Jacques.
Foto: EPA-EFE/CHRISTOPHE PETIT TESSON
Setidaknya 37 orang terluka dan lima diantaranya kritis setelah ledakan terjadi di Rue Saint-Jacques.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI dan BHI) Kemenlu RI Judha Nugraha mengatakan, tidak ada informasi mengenai korban luka maupun meninggal akibat ledakan di Paris, pada Rabu (21/6/2023) waktu setempat. Setidaknya 37 orang terluka dan lima diantaranya kritis setelah ledakan terjadi di Rue Saint-Jacques.

"Secara paralel, KBRI Paris menghubungi simpul komunitas Indonesia di Paris. Hingga saat ini belum ada informasi dari masyarakat Indonesia mengenai adanya korban WNI," kata Judha dalam pernyataannya kepada media pada Kamis (22/6/2023).

Baca Juga

Judha melanjutkan, pihak KBRI Paris telah berkoordinasi dengan Kepolisian Paris. Hingga saat ini Kepolisian Paris masih melakukan identifikasi 37 korban dimana 5 orang dalam kondisi kritis.

Ledakan tersebut menghancurkan fasad bangunan sekolah desain Akademi Amerika Paris yang populer di kalangan siswa asing. Saksi menggambarkan ledakan yang memekakkan telinga dan bola api raksasa yang menjulang setinggi beberapa lantai.

Kantor kejaksaan Paris mengatakan masih terlalu dini untuk mengungkap penyebab ledakan itu. Namun wakil wali kota setempat, Edouard Civel, merujuk pada ledakan gas.

Sementara saksi mengatakan kepada BFM TV bahwa ada bau gas yang menyengat beberapa saat sebelum ledakan. "Toko berguncang hebat, rasanya seperti ledakan bom," kata Rahman Oliur, seorang mengelola toko makanan beberapa pintu dari American Academy.

Ledakan terjadi pada pukul 16.55 waktu setempat. Daerah itu sering dikunjungi turis dan mahasiswa asing pada awal musim panas, tetapi tidak ada indikasi langsung bahwa ada orang asing di antara para korban.

Reuters melaporkan, beberapa bangunan di dekatnya dievakuasi. Lebih dari dua jam setelah ledakan, responden pertama masih merawat warga karena syok. Seorang wanita juga dilaporkan pingsan di jalan.

Jaksa Penuntut Paris Laure Beccuau mengatakan indikasi awal bahwa ledakan berasal dari dalam gedung yang runtuh. Penyelidik akan melihat apakah kondisi bangunan melanggar peraturan atau jika seseorang telah bertindak tanpa kehati-hatian. Lebih dari 300 petugas pemadam kebakaran terlibat dalam mengendalikan kobaran api.

Pada Januari 2019, kebocoran gas menyebabkan ledakan yang menewaskan 4 orang dan melukai 66 lainnya di arondisemen ke-9. Pada bulan April tahun itu, kebakaran terjadi di Katedral Notre-Dame, menghancurkan sebagian besar atap dan menyebabkan kerusakan lain sebelum padam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement