Senin 26 Jun 2023 17:37 WIB

Pedagang Ayam di Pasar Cirebon Mogok Jualan

Aksi mogok itu merupakan salah satu bentuk protes para pedagang ayam.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Lapak pedagang daging ayam.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
(ILUSTRASI) Lapak pedagang daging ayam.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON — Para pedagang ayam di sejumlah pasar tradisional wilayah Kota Cirebon, Jawa Barat, memutuskan untuk mogok berjualan, Senin (26/6/2023). Aksi itu dilakukan sebagai bentuk protes para pedagang terhadap tingginya harga daging ayam.

Aksi mogok pedagang ayam itu terjadi, antara lain di Pasar Perumnas. Para pedagang di pasar tersebut meninggalkan lapak sebagai bentuk protes.

Berdasarkan pantauan, aksi mogok juga dilakukan sejumlah pedagang ayam di Pasar Kalitanjung. Aksi pedagang itu membuat los daging ayam sepi. Tidak ada transaksi jual beli di lapak pedagang itu.

Salah satu pedagang di Pasar Kalitanjung, Linda, mengatakan, para pedagang ayam sengaja memutuskan tidak berjualan pada Senin (26/6/2023) ini. Pasalnya, harga ayam disebut masih tinggi. “Harga ayamnya naik-naik terus,” kata Linda.

Linda mencontohkan, harga ayam untuk pecel atau jenis baby saat ini berkisar Rp 40 ribu-42 ribu per kilogram. Padahal, biasanya paling mahal disebut hanya Rp 38 ribu per kilogram.

Menurut Linda, kenaikan harga ayam ini memberatkan pedagang karena modal yang dibutuhkan untuk berjualan menjadi lebih besar. Di sisi lain, tingginya harga ayam juga menyulitkan pembeli.

Pedagang ayam lainnya di Pasar Kalitanjung, Udin, mengaku mengikuti aksi mogok berjualan bersama rekan-rekannya sesama pedagang ayam. “Ayamnya mahal, bahan bakunya naik, penjualan menurun,” kata Udin.

Baik Udin maupun Linda mengaku aksi mogok berjualan baru dilakukan pada Senin ini. Mereka belum mengetahui sampai kapan akan melakukan aksi itu.

Menurut Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMPP) Kota Cirebon Iing Daiman, harga daging ayam memang mengalami kenaikan. Berdasarkan pantauan di Pasar Kanoman dan Pasar Pagi, kata dia, per Senin ini harganya berkisar Rp 40 ribu sampai Rp 45 ribu per kilogram.

Biasanya harga ayam potong hanya sekitar Rp 35 ribu per kilogram. “Sudah sejak seminggu yang lalu (mengalami kenaikan),” kata Iing.

Berdasarkan informasi yang didapatnya, Iing mengatakan, kenaikan harga ayam ini salah satunya dipengaruhi melonjaknya harga pakan ayam. Terkait hal itu, kata dia, dinasnya akan berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Cirebon. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement