Selasa 27 Jun 2023 14:35 WIB

Waspadalah, Ini Negara yang Terkenal dengan Keganasan Serangan Hiu

Jumlah hiu di seluruh dunia telah menurun yang berpengaruh pada angka serangan.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Natalia Endah Hapsari
Australia dan Amerika Serikat  adalah tempat bahaya utama untuk insiden hiu ganas. Data menunjukkan 50 insiden hiu ganas terjadi di sana pada tahun 2022.(ilustrasi)
Foto: www.wikimedia.org
Australia dan Amerika Serikat adalah tempat bahaya utama untuk insiden hiu ganas. Data menunjukkan 50 insiden hiu ganas terjadi di sana pada tahun 2022.(ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Florida adalah negara bagian dengan  gigitan hiu di dunia setelah 16 serangan tak beralasan dilaporkan di sana tahun lalu, sebuah peta yang mengejutkan telah ditunjukkan. 

Menurut International Shark Attack File, yang telah membagikan dengan tepat insiden global sejak tahun 1900, Australia dan Amerika Serikat (AS) menjadi negara berbahaya utama untuk insiden hiu ganas. Data menunjukkan 50 insiden hiu ganas terjadi di sana pada tahun 2022.

Baca Juga

Ini menyumbang 87 persen dari serangan hiu tahun lalu di seluruh dunia, dengan lima di antaranya terbukti fatal bagi para korban. Tapi Anda mungkin terkejut mengetahui angka-angka ini benar-benar menunjukkan serangan hiu terendah dalam 10 tahun yang  menewaskan sembilan orang. Bandingkan dengan 73 insiden yang terjadi tahun sebelumnya.

Direktur Program Florida untuk Penelitian Hiu di Museum Sejarah Alam Florida, Gavin Naylor mengatakan bahwa secara umum, jumlah hiu di lautan dunia telah menurun, yang mungkin berkontribusi pada penurunan serangan baru-baru ini.

“Kemungkinan kematian menurun karena beberapa daerah baru-baru ini menerapkan protokol keamanan pantai yang ketat, terutama di Australia,” ujar Naylor, dilansir dari Daily Mail, Selasa (27/6/2023).

Menurut para peneliti, ada satu dari 4.332.817 kemungkinan seseorang meninggal akibat serangan hiu dalam hidup mereka. Meskipun serangan hiu yang tidak beralasan sangat terjadi di seluruh dunia terutama di Inggris Raya (UK), serangan tersebut cenderung lebih sering terjadi di lokasi tertentu.

International Shark Attack File menunjukkan bahwa 40 persen korban AS hanya ‘berjalan, mengarungi atau berenang’ pada saat kejadian. 32 persen lainnya melakukan olahraga air, sementara 12 persen melakukan snorkeling atau menyelam bebas (freediving).

Meski begitu, data tersebut tidak memperhitungkan serangan yang mungkin dimotivasi oleh tindakan manusia, baik sengaja maupun tidak sengaja. Ini bisa termasuk melemparkan tali pancing langsung di sekitar hiu, atau membuang umpan berbasis daging (chum) ke dalam air. Padahal, ada 32 gigitan lain yang dilaporkan sesuai dengan kriteria terprovokasi.

Dr Naylor menambahkan bahwa gigitan yang tidak diprovokasi memberi kita lebih banyak wawasan secara signifikan tentang biologi dan perilaku hiu.

“Mengubah lingkungan sedemikian rupa sehingga hiu tertarik ke daerah tersebut untuk mencari sumber makanan alami mereka mungkin mendorong mereka untuk menggigit manusia padahal sebenarnya tidak,” katanya.

Selain itu, dua serangan juga diketahui terjadi di Mesir tahun lalu. Tetapi International Shark Attack File belum mempublikasikan datanya untuk tahun 2023. Artinya, kematian Vladimir Popov awal bulan ini tidak termasuk dalam statistik.

Pria berusia 23 tahun itu dibunuh secara brutal oleh hiu di resor Hurghada di Mesir pada 13 Juni. Ayahnya yang putus asa, Yury Popov, menceritakan kengeriannya saat melihat putranya ditarik oleh hiu sambil berteriak: “Papa, selamatkan aku!”

Agar tetap aman dari serangan hiu, Museum Florida mengimbau para perenang untuk tetap dekat dengan pantai dan menghindari perairan saat fajar atau senja. Percikan yang berlebihan, berenang di dekat kumpulan ikan, dan bahkan memakai perhiasan berlebih juga dapat menimbulkan potensi risiko.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement