REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyarankan para peternak sapi agar memberi pakan rumput yang sudah dijemur dan diangin-anginkan. Hal tersebut untuk mencegah terkena cacing hati atau Fasciola hepatica.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul Joko Waluyo di Bantul, Jumat (30/6/2023), mengatakan, cacing hati yang ditemukan pada hewan kurban itu umumnya disebabkan rumput pakan ternak yang mengandung keong, yang biasanya menempel pada rumput setelah dipotong peternak di lahan. "Keong itu hidup di permukaan air, dan saat petani memotong rumput, tak sengaja terbawa, makanya saran kami kalau memberi pakan rumput itu jangan langsung diberikan setelah dipotong, harapan kami dijemur diangin-anginkan biar keong lari," kata Joko.
Selain itu, kata dia, peternak disarankan jika menggembalakan ternak tidak terlalu pagi, yang belum ada sinar matahari. Karena sinar diperlukan untuk mengusir keong yang menempel di rumput.
"Menggembalakan ternak jangan terlalu pagi, karena kalau ada sinar matahari keong itu pergi dan masuk ke dalam tanah," ungkapnya.
Joko mengatakan, hasil pemantauan terhadap pemotongan hewan kurban selama dua hari, yaitu Rabu (28/9/2023) dan Kamis (29/6/2023) pada Idul Adha 1444 Hijriah 2023, ditemukan sebanyak 585 sapi dari total sebanyak 6.790 ekor mengandung Fasciola hepatica. Kemudian pada ternak kambing yang dipotong di Bantul sebanyak 5.331 ekor ditemukan cacing hati pada sebanyak 24 kambing, sementara untuk domba ditemukan cacing hati pada 33 ekor dari total yang dipotong sebanyak 8.183 domba.
Dia mengatakan, total titik pemotongan hewan kurban di Bantul pada Idul Adha tahun ini sebanyak 2.204 titik. Baik di masjid, mushala maupun tempat pemotongan hewan kurban yang disiapkan panitia.
"Tetapi kan ternak yang mengandung cacing hati tidak bahaya sebetulnya, dagingnya masih aman dikonsumsi, bagian hatinya saja yang dibuang yang kena cacing, kalau tidak kena masih bisa dikonsumsi," kata dia.