REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP - Luas tanaman padi yang terdampak kekeringan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, bertambah menjadi 1.010 hektare. Jika pada pertengahan Juni kemarin ada 602 hektare tanaman padi yang terdampak kekeringan, hingga saat ini luasannya telah mencapai 1.010 hektare.
Kendati demikian, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Cilacap Mlati Asih Budiarti mengatakan hingga saat ini belum ada area tanaman padi yang dinyatakan puso atau gagal panen.
Menurut dia, hal itu disebabkan sebagian besar tanaman padi yang terdampak kekeringan berumur lebih dari 60 hari setelah tanam, sehingga masih relatif aman sampai dengan panen.
"Terhadap tanaman padi yang berumur kurang dari 60 hari setelah tanam, kami bersama petani berupaya melakukan langkah penyelamatan melalui pompanisasi," jelasnya.
Ia mengharapkan dengan upaya pompanisasi tersebut, tanaman padi yang berumur kurang dari 60 hari setelah tanam bisa diselamatkan sehingga tidak sampai puso.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Budi Setyawan mengatakan jumlah wilayah terdampak kekeringan di Cilacap bertambah menjadi enam desa yang tersebar di tiga kecamatan.
Menurut dia, wilayah yang terdampak kekeringan itu terdiri atas Desa Kawunganten, Bojong, dan Kubangkangkung di Kecamatan Kawunganten, Desa Rawaapu dan Bulupayung di Kecamatan Patimuan, serta Desa Matenggeng di Kecamatan Dayeuhluhur.
"Hari ini (6/7), kami kembali menyalurkan bantuan air bersih ke Desa Kawunganten dan Bulupayung, masing-masing sebanyak satu tangki. Total bantuan air bersih yang telah disalurkan hingga hari ini mencapai 25 tangki," ujar dia.