REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Senator DPD DR Abdul Kholik mengatakan kampanye LGBT itu bertentangan dengan Pancasila. Ini karena Pancasila itu sesuai dengan nilai ajaran agama. Bagi ajaran dan sikap umat Islam sudah sangat jelas menentang adanya praktik dan kampanye LGBT.
"Bertentangan dengan nilai Pancasila adalah salah satunya bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Turunan dari nilai ketuhanan maka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara agama menjadi salah satu landasan. Artinya, setiap warga negara yang mengamalkan ajaran-ajaran agamanya dengan baik, maka hal itu sejalan dengan mengamalkan nilai Pancasila,'' kata Abdul Kholik, Senin (10/7/2023) malam.
Menurut Kholik, semua sudah memahami bahwa LGBT itu bertentangan dengan nilai-nilai setiap agama. Ini karena LGBT menyalahi fitrah manusia. Islam sangat tegas menyatakan itu sebagai tindakan yang dilarang. Bahkan dalam contoh kisahnya disebut dalam Alquran, yakni adanya kaum Sodom pada zaman Nabi Luth yang dibinasakan karena melakukan tindakan ini.
''Dan ini sesuai dengan semangat agama yakni untuk melindungi nasab dan keturunan. Selain itu, di dalam UU Perkawinan adalah sepasang calon mempelai yang terdiri laki-laki dan perempuan. Ini merupakan hukum positif yang berlaku,'' ujarnya.
Lebih lanjut, Kholik kemudian mengimbau bahwa LGBT berkembang di negara-negara yang memang sekuler, yang tidak menafikan agama sebagai bagian penting kehidupan warganya. Agama dianggap sebagai persoalan pribadi saja.
''Jadi LGBT memang asal-usulnya ya memang dari negara sekuler itu. Kalau di Indonesia ini tindakan bertentangan. Maka aktivis yang mengkampanyelkan LGBT bila kita hidup di negara Pancasila yang menunjung nilai-nilai religiositas. Contohnya di Qatar ketika Piala Dunia lalu yang tidak memperbolehkan adanya simbol-simbol LGBT. Ternyata dunia memahami dan menerapkannya,'' kata Kholik menegaskan.