REPUBLIKA.CO.ID, TBILISI -- Hingga 2.000 pengunjuk rasa anti-LGBT membubarkan festival Gay Pride di ibu kota Georgia, Tbilisi pada pekan lalu. Mereka bentrok dengan polisi dan menghancurkan alat peraga termasuk bendera pelangi dan plakat.
Penyelenggara menuduh pihak berwenang secara aktif berkolusi dengan para demonstran untuk mengganggu festival. Wakil Menteri Dalam Negeri Alexander Darakhvelidze mengatakan, kondisi festival tersebut membuat polisi sulit melakukan penjagaan karena diadakan di tempat terbuka dan dekat danau.
"Para pengunjuk rasa berhasil menemukan ... cara untuk memasuki area acara, tetapi kami berhasil mengevakuasi para peserta dan penyelenggara Pride," kata Darakhvelidze.
"Tidak ada yang terluka selama insiden itu dan polisi sekarang mengambil tindakan untuk menstabilkan situasi," ujarnya.