Selasa 11 Jul 2023 22:13 WIB

BSI Ungkap Langkah Ekspansi Perbankan Syariah RI ke Timur Tengah

Aset keuangan syariah tidak termasuk saham syariah telah mencapai R 2.420 triliun.

Direktur Utama Hery Gunardi (kiri), Wakil Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen Adiwarman Azwar Karim bersiap saat akan digelar  Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Senin (22/5/2023). Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menghasilkan komitmen untuk memperkuat transformasi digital dan culture.Pada RUPST tersebut, pemegang saham menyetujui untuk membagikan dividen tunai sebesar 10% dari laba bersih perseroan pada tahun 2022, atau sekitar Rp426.018.167.789,- yang ekuivalen dengan Rp9,24 per lembar saham. Kemudian, penggunaan 20 % laba bersih perseroan untuk tahun buku 2022 disisihkan sebagai cadangan wajib perseroan. Adapun 70 % akan dialokasikan sebagai laba ditahan.RUPST juga menetapkan pengurus baru perseroan, dengan memberhentikan dengan hormat Achmad Syafii sebagai Direktur Information Technology dan Tiwul Widyastuti sebagai Direktur Risk Management.
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Direktur Utama Hery Gunardi (kiri), Wakil Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen Adiwarman Azwar Karim bersiap saat akan digelar  Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Senin (22/5/2023). Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menghasilkan komitmen untuk memperkuat transformasi digital dan culture.Pada RUPST tersebut, pemegang saham menyetujui untuk membagikan dividen tunai sebesar 10% dari laba bersih perseroan pada tahun 2022, atau sekitar Rp426.018.167.789,- yang ekuivalen dengan Rp9,24 per lembar saham. Kemudian, penggunaan 20 % laba bersih perseroan untuk tahun buku 2022 disisihkan sebagai cadangan wajib perseroan. Adapun 70 % akan dialokasikan sebagai laba ditahan.RUPST juga menetapkan pengurus baru perseroan, dengan memberhentikan dengan hormat Achmad Syafii sebagai Direktur Information Technology dan Tiwul Widyastuti sebagai Direktur Risk Management.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Komisaris Utama PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Adiwarman Karim mengungkap langkah ekspansi yang akan dilakukan perbankan syariah Indonesia ke beberapa kota di Timur Tengah, yakni Dubai, Makkah, dan Madinah.

"Pertama kita duga akan terjadi yang kita sebut dengan go global, yaitu go global ini adanya perbankan syariah Indonesia yang akan memiliki kantor cabang penuh di Dubai, Makkah, Madinah sehingga kita lihat bahwa perkembangan dari Indonesia akan global," kata Adiwarman dipantau secara daring di Jakarta, Selasa (11/7/2023).

Baca Juga

Dalam webinar "Refleksi Perkembangan Ekonomi Syariah dan Keuangan Syariah di Indonesia" yang digelar secara virtual itu, Adiwarman juga menjelaskan bahwa saat ini industri perbankan syariah Indonesia tengah mempersiapkan untuk menggagas Bullion Bank atau Bank Emas. Adapun Bullion Bank merupakan bank yang melakukan transaksi jual beli logam mulia.

"Industri perbankan syariah Indonesia ini akan go deeper karena kita akan masuk lebih dalam ke dalam karakter perbankan syariah dengan adanya Bullion Bank atau Bank Emas," ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa akan ada aksi korporasi dari industri perbankan syariah di Indonesia untuk lebih fokus dalam melayani kebutuhan perumahan bagi masyarakat Indonesia.

Adapun pada acara yang sama, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi mengatakan industri keuangan syariah Indonesia tengah menunjukkan pertumbuhan yang positif.

Aset industri keuangan syariah tidak termasuk saham syariah tercatat telah mencapai Rp 2.420 triliun per Maret 2023.

"Data terbaru per Maret 2023, aset industri keuangan syariah telah meningkat mencapai Rp2.420 triliun atau senilai 160 miliar dolar AS, tumbuh positif sebesar 19,52 persen year on year. Tentunya perkembangan ini cukup memberikan harapan dan optimisme kita terhadap masa depan industri keuangan syariah Indonesia," ujar Inarno.

Hal itu ditunjukkan dengan Indonesia yang menduduki peringkat ke-3 dalam Islamic Finance Development Indicator (IFDI) 2022. Selain itu, pertumbuhan ekonomi syariah Indonesia dalam sektor fintech juga menunjukkan potensinya. Inarno mencatat, Indonesia juga bertengger di peringkat ke-3 dalam Global Islamic Fintech Index 2022.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement