Rabu 12 Jul 2023 14:15 WIB

Penanganan Stunting di Jawa Tengah, Kini Disebut Tinggal 11,9 Persen

Para kader membuat suplemen herbal yang terbuat dari algae spirulina.

Ilustrasi pencegahan stunting.
Foto: www.freepik.com
Ilustrasi pencegahan stunting.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Dalam rangka percepatan penurunan angka stunting, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau pelaksanaan program inovasi yang diciptakan kader Posyandu Pundungsari, Desa Mranggen, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo.

Ganjar menjelaskan, para kader membuat suplemen herbal yang terbuat dari Algae spirulina dan dimanfaatkan untuk mencukupi multivitamin, serta mineral alami untuk anak stunting.

Baca Juga

"Di sini bagus sekali pola penanganan stunting-nya. Ada satu treatment yang diberikan seperti herbal untuk bisa menambah nafsu makan sehingga ketika si bayi diberikan satu treatment dengan herbal itu nafsu makannya tinggi," ujar Ganjar di lokasi, seperti dilansir pada Rabu (12/7/2023). 

Ganjar menambahkan, program yang dijalankan itu juga terbukti berhasil mengurangi kasus bayi stunting, khususnya di Posyandu Pundungsari, Desa Mranggen.

"Ada data-data yang cukup bagus yang bisa ditampilkan, ternyata hampir 55 persen bisa tertangani dengan cepat. Contohnya di tempat ini dari Februari dulu ada 97, sekarang sudah 33," kata Ganjar.

Bahkan, angka stunting di posyandu desa tersebut kini sudah mencapai nol kasus. "Jadi kurang lebih hampir 60 persen bisa dibereskan dan di posyandu ini kini sudah nol," ujar Ganjar.

Gubernur Jawa Tengah dua periode itu pun mengapresiasi kinerja Pemkab Sukoharjo, juga keseriusan kader posyandu dalam menekan stunting di daerahnya.

Selama ini, Ganjar terus mengupayakan penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah melalui kebijakan dan program pilot project bersama pemerintah kabupaten dan kota.

Sebagai informasi, angka stunting Sukoharjo tahun 2022 menurut Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Balita Berbasis Masyarakat (e-PPBGM), berada di angka 8,1 persen. 

Sementara itu, dalam kurun waktu empat tahun terakhir, Ganjar sukses menurunkan stunting di Jawa Tengah. Berdasarkan ePPGBM, stunting di Jawa Tengah tahun 2018, yakni 24,4 persen dan turun pada 2019 menjadi 18,3 persen. Lalu, tahun 2020 turun lagi 14,5 persen, 2021 menjadi 12,8 persen hingga pada tahun 2022 berada di angka 11,9 persen.

Keberhasilan Ganjar dalam menekan stunting tak lepas dari keberhasilan program yang digagasnya. Seperti Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng), Jo Kawin Bocah, One Student One Client hingga terbaru Ganjar meluncurkan beras fortifikasi sebagai penambah gizi untuk ibu hamil.

Ganjar meyakini, stunting di Jawa Tengah bisa terus turun melalui koordinasi dan inovasi-inovasi yang diciptakan kader kesehatan di daerah. 

"Maka saya yakin betul kalau kita keroyok, ini waktunya hanya butuh dua hingga tiga bulan. Maka keserentakannya menjadi penting dan contoh-contoh baik ini bisa dipakai di tempat lain," kata Ganjar.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement