Kamis 13 Jul 2023 13:27 WIB

SMAN 1 Kota Bekasi: Silakan Buktikan Kalau Memang Ada Pungli PPDB

Posko Tim Saber Pungli saat ini ditempatkan di SMAN 1 Kota Bekasi.

Rep: Ali Yusuf / Red: Andri Saubani
Posko pendampingan saber pungli pada kegiatan PPDB 20023 di SMAN 1 Bekasi, Rabu (12/7/2023).
Foto: Republika/Ali Yusuf
Posko pendampingan saber pungli pada kegiatan PPDB 20023 di SMAN 1 Bekasi, Rabu (12/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Selama proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2023, SMAN 1 Kota Bekasi dipantau tim saber pungli dari Polres Metro Bekasi. Humas SMAN Kota Bekasi Sukiman mengatakan, kehadiran anggota saber pungli itu bukan permintaan dari sekolah.

"Itu penugasan dari tim saber pungli itu di luar, bukan permintaan dari kami. Mereka ditugaskan pimpinannya untuk mengawal PPDB," kata Sukiman saat ditemui Republika, Rabu (12/7/2023).

Baca Juga

Sukiman memastikan, kehadiran saber pungli tidak hanya di sekolahnya saja. Menurut dia, saber pungli ada di beberapa sekolah di wilayah Kota Bekasi.

"Dan bukan hanya di SMAN 1 saja, di Bekasi ini banyak tim sabar pungli ini ditugaskan," katanya.

Menurutnya, kehadiran saber pungli di sekolah ini untuk memberikan rasa nyaman kepada para orang tua murid selama PPDB. Kenyamanan ini pun tidak hanya dirasakan orang tua murid, tetapi juga pihak sekolah.

"Dan itu kami rasakan dengan kehadiran saber pungli jadi kami lebih merasa kondusif," katanya.

Sukiman membantah terkait adanya informasi bahwa ada orang tua dari peserta didik yang rela membayar puluhan juta demi bisa masuk di SMAN 1 Kota Bekasi. Menurutnya, jika memang ada silakan buktikan kapan dan siapa orang yang menerimanya.

"Jadi kita tanya dia bayar ke siapa? Dan saya pastikan tim kami di SMAN 1 solid tidak ada yang neko-neko. Jika memang ada data monggo buktikan," katanya. 

Sukiman memastikan masuk sekolah di SMAN 1 Bekasi itu semuanya sudah berbasis sistem. Jadi tidak bisa orang begitu aja masuk sekolah ini tanpa ikut aturan yang ada di dalam sistem.

"Jika ada orang mau bayar berapa pun, jika tidak masuk sistem, tidak sesuai dengan aturan yang ada di sistem, tidak sesuai dengan persyaratan yang ada di sistem tak akan bisa," katanya. 

Bisa saja masalah itu kata dia, ada seseorang yang mau mendaftar masuk ke sekolah ini. Lalu dia minta tolong ke orang lain yang statusnya belum diketahui di lingkungan sekolah itu sebagai apa. Lalu mereka bersepakat menentukan nilai untuk masuk SMAN 1 Kota Bekasi.

"Kira-kira orang yang dengar seperti itu persepsinya masuk sekolah ini bayar. Dan persepsi itu kami merasa dirugikan," katanya. 

Meski demikian, kata Sukiman pihak sekolah tidak mencari tahu siapa di luar sekolah yang bermain seperti itu. "Yang terpenting selama kita bersih, solid kami hadapi dengan senyum saja," katanya.

Terkait banyak nama Siti Aisyah dengan alamat yang berbeda yang disebut masuk dalam sistem PPDB online SMAN 1 Kota Bekasi, Sukiman menunjukkan data di sistem PPDB bahwa tidak ada nama Siti Aisyah dengan jumlah puluhan. Di sistem hanya ada satu Siti Aisyah yang masuk melalui jalur zonasi yang merupakan alumni SMP Nurul Hidayah.

Sukiman mengaku tidak ingin mempersoalkan siapa yang menyebarkan berita tidak sesuai kenyataan. Karena, sampai saat ini tidak ada nama Siti Aisyah dengan jumlah puluhan seperti diberitakan media masa.

"Intinya berita yang beredar dengan rentetan nama Siti Aisyah itu tidak ada di data. Kita nggak tahu itu siapa (pelakunya) dan kita nggak mau pusing dan cari tahu juga," katanya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement