Kamis 13 Jul 2023 16:21 WIB

Banyak yang Merugi, Omzet Pertashop di Condongcatur Ini Justru Naik

Pertashop di Condongcatur menjual hingga 2.500 liter BBM nonsubsidi setiap hari.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Friska Yolandha
Pemilik outlet Pertashop di Jalan Pondok Raya, Condongcatur Depok Sleman DIY, Kuwat, saat diwawancarai wartawan terkait isu meruginya Pertashop, Kamis (13/7/2023).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Pemilik outlet Pertashop di Jalan Pondok Raya, Condongcatur Depok Sleman DIY, Kuwat, saat diwawancarai wartawan terkait isu meruginya Pertashop, Kamis (13/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sejumlah outlet pengisian bahan bakar minyak (BBM) berskala kecil, Pertamina Shop (Pertashop) mengeluhkan turunnya omzet akibat kenaikan harga bahan bakar nonsubsidi. Namun, ini tidak berlaku bagi salah satu outlet Pertashop di Jl Pondok Raya, Condongcatur, Depok, Sleman, DI Yogyakarta. Pemilik Pertashop Condongcatur Kuwat mengatakan, omzet penjualan di outletnya justru cukup tinggi.

"Kita mulai operasi sekitar 1,5 tahun kemudian namanya omzet merangkak lah. Alhamdulillah sampai sekarang sudah sekitar 2.300-2.500 liter per hari," kata Kuwat kepada wartawan di Pertashop Condong Catur, Depok, Sleman, DIY, Kamis (13/7/2023). 

Baca Juga

Fuad mengatakan outletnya hanya menjual BBM berjenis Pertamax. Untuk harga per liternya dijual dengan harga Rp 12.500 per liter. 

"Untuk jenis-jenis kendaraan di sini mayoritas memang kendaraan bermotor, tapi mobil juga banyak sehingga disini keliatan masyarakat juga sudah tertarik dengan jenis bahan bakar yang berkualitas lebih tinggi dibandingkan dengan Pertalite," ucapnya.

Terkait isu keterlambatan distribusi, ia mengatakan hal tersebut bukanlah kendala. Menurutnya salah satu kendala lainnya yang dialami usahanya tersebut yakni terbatasnya kapasitas gudang yang dimilikinya, sehingga outletnya harus setiap hari menyetok Pertamax.

"Keterlambatan itu terjadi karena kami ini omzet segitu, sedangkan stok kami atau gudang kami itu kemampuannya maksimal itu kami kan punya dua modul masing-masing 3.000 (liter), sehingga hanya 6.000 (liter). Sehingga kalau omzet hanya seperti itu kami kacau di stock. Sehingga tiap hari itu kami pasti nebus. Jadi kendalanya hanya itu. Kalau keterlambatan saya kira relatif," ungkapnya. 

Selain menjual Pertamax, Pertashop miliknya juga membuka outlet mini market dan tambal ban nitrogen. Keberadaan kedua outlet ini menjadi keunggulan Pertashop di Condongcatur.

"Agar masyarakat wilayah ini semakin nyaman ketika berkunjung ke Pertashop, kami menyediakan outlet mini market dan tambal ban nitrogen di Pertashop ini," katanya.

Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Regional Jawa Bagian Tengah Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho mengungkapkan, saat ini terdapat 140 Pertashop untuk wilayah Provinsi DIY yang menjual Pertamax dan Dexlite.

"Pertamina Patra Niaga sedang mengembangkan dan menyosialisasikan agar Pertashop menambahkan bisnis selain non-fuel retail (NFR) atau bisnis non-BBM ritel di dalam Pertashop mereka. Bisnis NFR ini seperti mini market, tambal ban nitrogen, jasa ekspedisi, kafe, atau bisnis lainnya selama memenuhi aspek keselamatan," kata Brasto dalam keterangannya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement