REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bersedih memang suatu kondisi yang bisa terjadi kepada siapapun, dan dalam hal ini Islam tidak melarang seorang Muslim jika bersedih. Namun demikian, Allah mengharamkan umat Islam meratapi mayit dan berlebih-lebihan dalam bersedih.
Muhammad Fuad Abdul Baqi dalam kitab Al Lu'lu wal Marjan menjelaskan, haram hukumnya memukul pipi, merobek baju, meratapi mayit atau orang yang meninggal. Sebab hal demikian merupakan salah satu kelakuan atau sikap dari orang-orang Jahiliyah.
Dalam hadits disebutkan, "Abdillah ibn Mas'ud qala; Annabiyyu SAW laysa minna man dharabal khududa, wa syaqqal juyuba, wa da'a bida'wal jaahiliyyah."
Yang artinya, "Abdullah bin Mas'ud berkata, Nabi SAW bersabda, 'Bukan dari umatu orang yang memukuli pipinya, merobek bajunya dan meratapi mayit sebagaimana ratapan orang-orang jahiliyah."
Dalam hadits lainnya diceritakan, Abu Musa menderita sakit keras hingga pingsan sedang kepalanya di pangkuan istrinya dan tidak dapat memulihkan dari sakitnya tatkala sadar ia berkata; aku terbebas dari orang yang Nabi SAW bebas darinya. Sesungguhnya Nabi bebas dari wanita yang menjerit ketika ditimpa musibah, wanita yang mencukur rambutnya, dan wanita yang merobek-robek bajunya." (HR Bukhari dan Muslim).