REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- Juventus resmi keluar dari proyek Liga Super Eropa (ESL). Ini menjadi salah satu pertanda membaiknya hubungan Juve dengan UEFA.
Pada awal bulan lalu, Bianconeri berdiskusi dengan dua member ESL lainnya, yakni Real Madrid dan Barcelona. Isi pembicaran mengenai niatan si Nyonya Tua untuk lepas dari proyek tersebut. Informasi mengenai hal ini pertama kali diberitakan oleh media Spanyol.
CEO Bianconeri Maurizio Scavina menghubungi rekan-rekannya di Blaugrana dan Los Blancos. Itu merupakan langkah awal raksasa Turin untuk menjauh dari agenda yang sempat mereka perjuangkan.
"Siaran pers malam ini mengonfirmasi Juve telah memulai prosedur untuk keluar dari proyek Liga Super," demikian laporan yang dikutip dari Football Italia, Jumat (14/7/2023).
Itu semakin memperjelas, runtuhnya era Andrea Agnelli di Juventus. Si Nyonya Tua menjadi pentolan ESL sejak diumumkan pada April 2021. Agnelli salah satu tokoh yang paling gigih memperjuangkan rencana tersebut.
"Apa yang diharapkan Agnelli berubah menjadi momen bencana, setelah protes keras dari penggemar dan badan pengawas, yang membuat sembilan dari 12 klub pendiri, menjauh dari proyek ini, dalam 48 jam," demikian laporan dari blackwhitereadallover.com.
Tiga klub tersisa berjuang dalam dua tahun terakhir. Mereka terus mengirim pesan bahwa ESL proyek yang layak. Namun, belakangan terjadi perubahan.
Juventus terkena masalah keuangan. UEFA mengancam akan melarang Bianconeri aktif di kompetisi Eropa jika terbukti bersalah. Beredar kabar, UEFA siap memberikan keringanan hukuman pada Bianconeri andai mau keluar dari ESL.
Tidak ada yang benar-benar tahu apa dasar keputusan terkini Juventus. Selain karena dorongan UEFA, kemungkinan lainnya yakni manajemen baru ingin sepenuhnya lepas dari warisan Andrea Agnelli.