REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum PSSI Erick Thohir telah mengutus para pelatih muda dan 10 klub besar Indonesia untuk melakukan seleksi kepada pemain-pemain U-17 di 12 kota berbeda. Seleksi ini dilakukan untuk memperkuat timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2023 pada November mendatang.
Menurut Erick Thohir, seleksi yang berlangsung saat ini tidak hanya untuk memperkuat Timnas U-17, tetapi seleksi ini juga menjadi wadah untuk mencari bibit pesepakbola muda berbakat di tanah air secara berkesinambungan.
Pengamat sepak bola nasional Rikki A. Daulay mengatakan, langkah Ketua PSSI ini sangat baik bagi masa depan sepak bola Indonesia, namun seleksi seperti ini tidak hanya dilakukan saat ada event-event tertentu, tetapi seleksi dijadikan sebagai program tahunan demi menjaring pemain muda yang tangguh.
Program seleksi ini, kata Daulay, merupakan terobosan jangka panjang dan berkesinambungan. Tujuannya mencari talenta sepak bola Indonesia untuk masa mendatang.
“Cukup positif, cuman kalau bisa persiapan dilakukan bukan hanya ketika ada event. Jadi memang ada agenda tetap tahunan yang mengumpulkan potensi-potensi pemain usia dini atau usia muda,” kata Daulay kepada wartawan, Sabtu (15/7/2023).
Dikatakan Daulay, banyak talenta berbakat di daerah yang potensial. Hal itu ditangkap oleh Erick Thohir dengan membuka peluang dan gairahkan semangat anak-anak muda Indonesia di daerah untuk ikut jadi bagian squad Timnas U17 yang di persiapkan di masa depan.
“Sebenarnya mengumpulkan pemain muda usia 15, 17 ataupun usia 19 tahun itu sudah ada di dalam beberapa kejuaraan tahunan seperti Soeratin, kejuaraan Elite Pro academy, Danone dan lain tetapi belum terlalu diseriusi oleh PSSI sebelumnya dalam menyeleksi atau menjaring pemain-pemain berbakat. Harusnya hal-hal yang bersifat ini dibuat menjadi proyek jangka panjang tapi yang serius,” ungkapnya.
Dijelaskan Daulay, salah satu cara yang tepat dalam merekrut pemain-pemain usia muda yang tepat adalah menggelar kompetisi usia dini, agar para tim seleksi bisa melihat kualitas para pemain yang siap menghadapi semua turnamen baik tingkat nasional maupun internasional. Meski begitu, Daulay mengapresiasi langkah Erick Thohir untuk melakukan seleksi pemain muda untuk perkuat Timnas Indonesia.
“Seharusnya seleksi pemain muda itu buah dari kompetisi, jadi ada kompetisi dulu baru dilakukan seleksi, dimana seleksi itu memang merupakan kumpulan dari pemain-pemain muda yang sudah teruji dalam sebuah kompetisi, sehingga ketika dia ada seleksi dia akan sangat kompetitif jiwanya. Artinya mereka sudah siap berkompetisi dimana saja. Tapi langkah dilakukan seleksi pemain muda ini sangat positif, ada perhatian ke pemain usia dini,” jelasnya.
Daulay pun menyarankan agar program ini terus dimasukkan di seluruh kota di Indonesia dan dijadikan sebagai program tahunan, bukan program saat ada event saja.
“Sebagai mantan pemain muda kita pernah merasakan bahwa tidak mudah masuk ke sebuah tim apalagi tim-tim dimana tempat tinggal kita tidak berdekatan dengan kota yang memang terkenal dengan bakat-bakat sepak bolanya. Jadi menurut saya seharusnya lebih masif dilakukan,” ucapnya.
Lebih jauh mantan pemain Persikota Tangerang ini, PSSI juga harus menghidupkan turnamen tingkat pelajar hingga daerah, seperti Popda (Pekan Olahraga Pelajar Daerah) yang di atasnya ada Popprov (Pekan Olahraga Pelajar Provinsi). Turnamen seperti ini, kata Daulay harus diintegrasikan agar PSSI tidak kesulitan terkait data-data pemain usia dini dari daerah.
“Jadi data pemain muda itu memang dimiliki dari usia 12 atau 15 tahun, dan PSSI tidak kebingungan lagi untuk mencari dan melihat yang lain," ujar Daulay
"Menurut saya integrasi dari sebuah kompetisi yang dilakukan oleh PSSI maupun Pemda harus menjadi sebuah kewajiban kalau kita pengen pemain-pemain muda ini mendapat jenjang pertandingan dan pengalaman yang baik untuk berkompetisi di tingkat internasional,” pungkasnya.