Senin 17 Jul 2023 04:29 WIB

Penggunaan AI Berlebihan Bisa Buat Manusia Tergantung Teknologi

Penggunaan AI yang makin canggih otomatis menggantikan pekerjaan manusia.

Menfaat kecerdasan buatan atau artificial intelligence bisa membuat manusia menyelesaikan masalah (ilustrasi).
Foto: UNM
Menfaat kecerdasan buatan atau artificial intelligence bisa membuat manusia menyelesaikan masalah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggunaan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang berlebihan dapat membuat manusia menjadi terlalu bergantung kepada teknologi. Hal itudapat membuat manusia kehilangan keterampilan dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah secara manual.

Selain itu, AS juga rentan disalahgunakan oleh orang yang tak bertanggung jawab. Sehingga penggunaan AI dapat dimanfaatkan untuk tindak kejahatan. Indonesia Cyber Security Forum, Ardi Suteja mengingatkan, dampak buruk penggunaan AI yang berlebihan bisa diatasi dengan mengembangkan regulasi yang baik dan tepat. Regulasi tersebut harus dapat memastikan jika penggunaan AI tidak merugikan manusia.

"Teknologi ini seharusnya kita juga jangan hanya langsung memanfaatkan, lebih baik kita belajar fudamentalnya, dasar-dasarnya, sejarahnya, seluk beluknya kita harus tahu," jelas Ardi dalam diskusi bertajuk 'Mengenal dan Mewaspadai Kecanggihan Artificial Inteligence' secara daring di Jakarta, kemarin.

Meski begitu, kata Ardi, AI yang digunakan dalam teknologi dan bisnis dapat membantu meningkatkan efisiensi dan juga produktivitas, pengelolaan inventaris, dan berbagi pengalaman pelanggan. Hanya saja, kecerdasan buatan AI memberikan banyak manfaat bagi manusia.

"Tetapi terlalu bergantung kepada teknologi ini juga berdampak buruk. Misalnya, meningkatnya angka pengangguran. Penggunaan AI yang makin canggih otomatis menggantikan pekerjaan manusia," ucap Ardi.

Center for Strategic and International Studies, Habib Abiyan menjelaskan, karakteristik masyarakat Indonesia yang beragam dalam pemahaman dan kecakapan digital menentukan tingkat risiko dampak buruk perkembangan teknologi, khususnya AI. Itu sebabnya, sambung dia, kecakapan digital masyarakat Indonesia harus segera ditingkatkan agar pemanfaatan AI cenderung ke dampak positif.

"Seluruh lembaga yang berafiliasi kepada PBB mencoba memanfaatkan AI demi tujuan yang lebih produktif dan positif. Mungkin ke depan dengan AI kita bisa mendapatkan kenyamanan yang lebih tinggi dan manfaat yang jauh lebih baik," kata Habib.

Sama halnya dengan perkembangan teknologi yang lain, kata dia, AI seperti memiliki dua mata pisau. Tak hanya dampak positif, dampak negatif juga dapat mengancam penggunakan AI yang berlebihan dan tanpa dilengkapi dengan ilmu pengetahuan serta keterampilan dalam penggunaan digital sehari-hari. "Itu sebabnya, kecakapan digital masyarakat Indonesia harus makin gencar ditingkatkan," ujar Habib.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement