REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan mengupayakan penambahan koridor transportasi massal Biskita Trans Pakuan di Kota Bogor, Jawa Barat. Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sebelumnya mengusulkan penambahan dua koridor.
Sejauh ini baru ada empat koridor Biskita Trans Pakuan, dari target enam koridor, yaitu koridor 1, 2, 5, dan 6. Koridor 3 dan 4 masih diajukan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPTJ Robby Kurniawan mengatakan, permohonan dan kebutuhan koridor Biskita Trans Pakuan di Kota Bogor tengah dievaluasi. Menurut dia, ridership atau penumpang transportasi program buy the service (BTS) di Bogor ini merupakan yang terbaik di wilayah Jabodebek.
“Oleh karena itu, kami memang sedang melakukan evaluasi dan mencari satu skema untuk bisa mendorong koridor 3 dan 4, yang nanti insya Allah akan coba direalisasikan,” kata Robby, ketika ditemui di Kota Bogor, Senin (17/7/2023).
Tarif
Sejak 20 Mei 2023, penumpang Biskita Trans Pakuan dikenakan tarif sebesar Rp 4.000 sekali jalan. Robby mengatakan, Biskita Trans Pakuan merupakan BTS pertama yang sudah berbayar.
Ihwal tarif ini, menurut Robby, wali kota Bogor sudah menyampaikan usulan penyesuaian untuk kalangan pelajar, warga lanjut usia (lansia), dan warga difabel. Usulan itu disebut sudah diproses BPTJ ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Robby mengatakan, setelah diterapkan tarif, jumlah penumpang Biskita Trans Pakuan sempat mengalami penurunan sampai sekitar 50 persen. Namun, dari laporan yang diterimanya, kebutuhan masyarakat akan transportasi massal masih tinggi, sehingga jumlah penumpang Biskita Trans Pakuan perlahan kembali meningkat.
“Ke depannya transportasi itu tugas pemerintah. Tapi, dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan prasarana, oleh karena itu melakukan penarifan. Tetapi, dengan tarif sesuai ekonomi, terjangkau,” ujar Robby.