Rabu 19 Jul 2023 10:25 WIB

Macron Geram Uni Eropa Tunjuk Ekonom Amerika Untuk Jabatan Tinggi

Ekonom Amerika tersebut akan mulai bekerja di Uni Eropa pada 1 September 2023.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Prancis Emmanuel Macron kesal dengan rencana Uni Eropa merekrut pakar dari Amerika Serikat (AS) sebagai kepala ekonom.
Foto: EPA-EFE/FILIP SINGER
Presiden Prancis Emmanuel Macron kesal dengan rencana Uni Eropa merekrut pakar dari Amerika Serikat (AS) sebagai kepala ekonom.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron bersikeras Uni Eropa membutuhkan independensi strategis. Ia tampaknya kesal dengan rencana kantor pusat Uni Eropa merekrut pakar dari Amerika Serikat (AS) sebagai kepala ekonom persaingan usaha.

"Apakah benar tidak ada peneliti Eropa yang bagus dengan kualifikasi akademik yang bisa melakukan pekerjaan ini?" kata Macron saat ditanya mengenai hal itu dalam pertemuan pemimpin Uni Eropa dan Amerika Latin, Selasa (18/7/2023).

Baca Juga

"(Dari sekitar 450 juta populasi Uni Eropa) apakah tidak ada satu pun dari 27 negara anggota yang memiliki peneliti cukup baik untuk menjadi penasihat bagi Komisi (Eropa)? Itu pertanyaan sebenarnya," kata Macron.

Pekan lalu komisi eksekutif Uni Eropa mengumumkan rencana merekrut profesor ekonomi dari Yale, Fiona Scott Morton sebagai kepala ekonom persaingan usaha di departemen yang memastikan "semua perusahaan bersaing dengan setara dan adil berdasarkan kemampuan mereka di pasar tunggal, untuk memberi manfaat pada konsumen, bisnis dan ekonomi Eropa secara keseluruhan."

Macron menegaskan ia sendiri tidak menolak Scott Morton, seorang ekonom dengan gelar dari sekolah-sekolah bergengsi. Namun presiden Prancis itu meminta jawaban dari komisi dan menyarankan agar statuta Uni Eropa melarang warga non-Eropa menduduki jabatan tinggi di blok itu.

Politisi dan anggota parlemen Uni Eropa lainnya juga mengungkapkan kritikan serupa. Meski baik Macron maupun anggota Parlemen Eropa tidak mempertanyakan kualifikasi Scott Morton untuk pekerjaan itu.

Komisi Eropa menekankan rekam jejak Scott Morton dalam memberikan saran pada lembaga-lembaga pemerintah AS. Macron menekankan pengalaman ekonom itu memberikan konsultasi pada perusahaan swasta termasuk perusahaan teknologi raksasa seperti Microsoft dan menyatakan hal itu dapat menimbulkan konflik kepentingan di jabatan barunya.

Komisi mengatakan Scott-Morton harus mengundurkan diri dari beberapa berkas tertentu karena riwayat pekerjaannya sebelumnya.

Macron menegaskan ketika Uni Eropa ingin independensi strategis dalam persaingan global "kita membutuhkan pemikiran yang otonom. Kita harus membentuk semangat dan menggunakannya," katanya.

Ia menambahkan merekrut orang Amerika untuk jabatan seperti itu belum tentu merupakan keputusan yang paling koheren.

Kepala Persaingan Usaha Komisi Eropa Margrethe Vestager mempertahankan keputusannya kontroversialnya itu saat ditanyai komite Parlemen Uni Eropa. "Adalah salah jika komisi dan orang Eropa tidak mendapatkan nasihat ekonomi terbaik, dan tidak banyak orang yang dapat memenuhi peran khusus ini," katanya.

Macron mengatakan sangat mengkhawatirkan jika tidak ada seorang pun di Uni Eropa yang memenuhi syarat untuk pekerjaan itu. "Sebab hal itu menjadi tanda kita memiliki masalah yang sangat besar dengan semua sistem akademis Eropa dan harus berinvestasi besar-besaran dalam penelitian akademis di bidang ekonomi," papar Macron.

Scott Morton diperkirakan akan mulai bekerja pada 1 September. 

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement