REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pidato Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres menjadi sorotan masyarakat. Dalam pidato yang disampaikan pada 12 Juli 2023 ketika meluncurkan laporan berjudul "A World of Debt", Guterres menyinggung isu beban bunga utang negara-negara miskin.
Dia mengatakan, sebanyak 3,3 miliar orang atau hampir setengah penduduk dunia hidup di negara yang menghabiskan lebih banyak anggaran untuk membayar bunga utang ketimbang belanja pendidikan atau kesehatan.
Sementara, ujarnya, aksi penerbitan utang yang tidak berkelanjutan ini banyak terkonsentrasi di negara miskin. Hal ini membuat mereka dinyatakan tidak memiliki risiko sistemik terhadap sistem finansial global.
"3,3 miliar orang itu lebih dari risiko sistemik. Itu adalah kegagalan sistemik," tegas Guterres dalam pidatonya.
Guterres juga menekankan, sebanyak 52 negara saat ini berada dalam masalah utang yang serius. Angka itu hampir 40 persen dari jumlah negara berkembang dunia.
Dia menyampaikan, utang sejatinya adalah instrumen finansial yang penting dan dapat mendorong pembangunan. Utang juga membuat pemerintah mampu menjaga dan berinvestasi terhadap masyarakatnya.
"Akan tetapi ketika negara-negara dipaksa untuk meminjam untuk bertahan maka utang menjadi jebakan yang justru akan terus menghasilkan utang," ungkapnya.
Lihat postingan ini di Instagram