REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Teknologi Informasi dan Digital PT Pegadaian Teguh Wahyono menilai ekosistem ultramikro memainkan peran penting dalam meningkatkan lanskap segmen ultramikro di Indonesia, salah satunya seperti Holding BUMN Ultra Mikro (UMi). Pasalnya, ekosistem ini akan membantu meningkatkan literasi keuangan dan literasi digital untuk mentransformasi kebiasaan masyarakat menjadi cashless society.
"Ekosistem ultra mikro akan membantu dalam perjalanan mengangkat status sosial ekonomi segmen ultramikro menuju segmen mikro," ujar Teguh dalam acara Indonesia Financial Literacy Conference, yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat (21/7/2023).
Namun demikian, ia mengingatkan terdapat beberapa tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan literasi keuangan, yaitu kurangnya kesadaran, kesulitan dalam pemenuhan layanan keuangan, serta produk dan layanan keuangan yang rumit.
Adapun Holding BUMN UMi sebagai ekosistem ultra mikro di Indonesia yang terdiri dari Pegadaian, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menargetkan 30 juta pemilik bisnis ultra mikro akan terdigitalisasi di tahun 2024, inklusi keuangan bisa mencapai 90 persen, serta outstanding pembiayaan ultramikro mencapai Rp 230 triliun.
Teguh mengungkapkan seluruh target tersebut akan dicapai melalui beberapa tahap yakni pemberdayaan, integrasi, dan kelulusan.
Dalam tahap pemberdayaan, PNM akan memberdayakan perempuan kurang mampu melalui pembiayaan berbasis kelompok untuk menjadi pemilik usaha mandiri. Kemudian dalam tahap integrasi, pelanggan PNM yang naik kelas akan bergabung dengan ekosistem ultra mikro individu. Sementara Pegadaian UMi dan BRI UMi akan melayani kebutuhan pinjaman individu pemilik usaha ultramikro.
Lalu dalam tahap kelulusan, pengusaha ultramikro akan terangkat dan naik ke tingkat usaha mikro setelah mencapai maturitas yang memadai.