REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Pemerintah Irak mengutuk aksi pembakaran Alquran yang terjadi di depan kedutaan besarnya di Denmark. Aksi penodaan kitab suci umat Islam ini terjadi untuk kesekian kalinya.
Menurut informasi yang beredar, staf Denmark yang bekerja di kedutaan di Baghdad disebut telah meninggalkan Irak setelah muncul gelombang protes. Namun, pihak pemerintah Kopenhagen mengatakan stafnya tidak ditarik dari Irak.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Irak mengatakan, staf Denmark di kedutaan telah meninggalkan Irak dua hari lalu. Dia tidak merinci alasan atau waktu yang lebih rinci terkait hal tersebut.
Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri Denmark mengatakan kedutaan di Baghdad telah ditutup untuk liburan musim panas sejak 22 Juli. "Kami belum mundur dari Irak," kata dia.