Jumat 28 Jul 2023 16:11 WIB

Mahasiswa Berusia 20 Tahun Meninggal Akibat Serangan Jantung Usai Lari Maraton

Mengapa serangan jantung dapat terjadi pada orang semuda itu?

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Reiny Dwinanda
Lari maraton (Ilustrasi). Seorang mahasiswa di India meninggal dunia satu jam setelah menyelesakan lari maraton.
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Lari maraton (Ilustrasi). Seorang mahasiswa di India meninggal dunia satu jam setelah menyelesakan lari maraton.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang mahasiswa bernama Dinesh Kumar (20 tahun) dari Tamil Nadu, India meninggal karena serangan jantung setelah berlari maraton 10 km di kota Madurai. Sebelum meninggal, Kumar, yang berasal dari distrik Kallakurichi, jatuh pingsan satu jam setelah maraton donor darah Uthiram 2023 pada Ahad (23/7/2023).

Kumar, yang merupakan mahasiswa teknik mesin BE tahun terakhir di Sekolah Tinggi Teknik Thigarajar, Thiruparankundram, Madurai, termasuk di antara 4.500 pria dan wanita yang berpartisipasi dalam maraton yang diselenggarakan oleh Madurai Medical College. Dikutip dari Indian Express, Jumat (27/7/2023), maraton itu resmi dibuka oleh Menteri Kesehatan Ma Subramanian dan Menteri Registrasi dan Pajak Komersial P Moorthy di Fakultas Kedokteran.

Baca Juga

Setelah berhasil menyelesaikan maraton di pagi hari, Kumar tampak sehat selama satu jam. Namun, menurut teman-temannya, dia kemudian mengeluh gelisah dan tidak nyaman.

Menurut dokter di Rumah Sakit Pemerintah Rajaji, teman-temannya memberi tahu mereka bahwa Kumar memiliki riwayat epilepsi. Kasus kematian Kumar memicu perdebatan di media sosial dengan banyak netizen mempertanyakan kurangnya kesadaran seputar lari maraton.

Seorang pengguna Twitter menyarankan bahwa seseorang tidak boleh mengikuti maraton tanpa berlatih sebelumnya minimal dua hingga tiga pekan.

"Tetap terhidrasi sangat penting," katanya.

Sementara yang lain berkata penyelenggara acara maraton harus menetapkan penafian bahwa berlari tiba-tiba tanpa latihan dapat menyebabkan masalah fatal.

"Sejujurnya, banyak orang yang tidak menyadari hal ini dan mengira mereka bisa berlari sejauh dua hingga lima km," ujar yang lain.

Berbicara tentang hal yang sama, dr Udgeath Dhir, direktur dan kepala bedah kardiotoraks dan vaskular (CTVS), Fortis Memorial Research Institute mengatakan jika ada masalah bawaan pada otot jantung atau ada penyakit yang mendasari sistem konduksi listrik, hal itu dapat tampak selama latihan mendadak seperti lari maraton, olahraga berat, atau mengangkat beban berat. Hal itu dapat menyebabkan serangan jantung.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement