Senin 31 Jul 2023 08:25 WIB

JAXA dan NASA Luncurkan Satelit Baru, Ini Keistimewaannya

Satelit tersebut menggunakan instrumen yang mampu mengukur panas dari satu foto sina

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Natalia Endah Hapsari
Satelit baru dari Badan Antariksa Jepang (JAXA) dan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) bertujuan untuk mempelajari benda-benda besar di alam semester.
Foto: nasa
Satelit baru dari Badan Antariksa Jepang (JAXA) dan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) bertujuan untuk mempelajari benda-benda besar di alam semester.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Satelit baru dari Badan Antariksa Jepang (JAXA) dan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) bertujuan untuk mempelajari benda-benda besar di alam semester. Satelit tersebut menggunakan instrumen yang mampu mengukur panas dari satu foto sinar-X. 

Misi Pencitraan dan Spektroskopi Sinar-X (XRISM—dilafalkan “krisma”) akan menganalisis sinar-X menggunakan instrumen bidang pandang terluas yang pernah diterapkan dalam probe pencitraan semacam ini. 

Baca Juga

Dilansir dari Space, Senin (31/7/2023), XRISM dipimpin oleh JAXA, dengan kolaborasi dari NASA dan partisipasi ilmiah dengan badan antariksa Kanada dan Eropa. 

Menurut pernyataan NASA, instrumen tersebut akan dapat “membongkar cahaya berenergi tinggi menjadi setara dengan pelangi sinar-X”. XRISMA dijadwalkan diluncurkan dari Tanegashima Space Center Jepang pada 25 Agustus (26 Agustus, zona waktu Jepang). Waktu yang tepat belum diumumkan. 

“Misi ini akan memberi kita wawasan tentang beberapa tempat yang paling sulit untuk dipelajari, seperti struktur internal bintang neutron dan jet partikel berkecepatan mendekati cahaya yang ditenagai oleh lubang hitam di galaksi aktif,” kata Brian Williams, ilmuwan proyek XRISM di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard, NASA, dalam sebuah pernyataan agensi. 

Galaksi aktif sendiri merupakan kumpulan besar bintang dengan jumlah energi yang tidak biasa yang dihasilkan di pusatnya. 

Satelit akan menggunakan sepasang instrumen untuk mempelajari fenomena kosmik masif. Contohnya termasuk efek gravitasi ekstrem pada perilaku materi, emisi dari inti bintang padat seukuran kota yang dikenal sebagai bintang neutron, jet partikel jauh, dan rotasi lubang hitam. 

Instrumen pertama pada XRISM, sebuah spektrometer untuk sinar-X, disebut Resolve. Setiap piksel dalam detektor 6x6 piksel dalam Resolve dapat menyerap foton sinar-X tunggal. Kemampuan instrumen yang tepat akan membuat Resolve katalog hingga jutaan pengukuran dalam resolusi sangat tinggi. 

Untuk melakukan misinya, instrumen harus didinginkan hingga suhu super dingin, mendekati nol mutlak. Kerangka mesin Resolve berada dalam wadah khusus helium cair, yang mendinginkan instrumen hingga minus 270 derajat Celcius.

Bidang pandang Resolve akan diperbesar dengan instrumen pelengkap bernama Xtend. Xtend akan memungkinkan Resolve untuk menangkap gambar dalam area yang lebih luas daripada satelit pencitraan sinar-X sebelumnya—area langit sekitar 60 persen lebih besar dari bulan purnama. Baik Resolve dan Extend akan menggunakan rakitan cermin sinar-X kembar yang dikembangkan di Goddard, dekat Baltimore.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement