Rabu 02 Aug 2023 09:40 WIB

Ini Gambar Semesta Pertama dari Teleskop Euclid

Euclid diluncurkan 1 Juli dalam misi untuk mengungkap materi dan energi gelap.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Natalia Endah Hapsari
Teleskop luar angkasa Euclid telah mencapai orbit tujuannya dan pada Senin (31/7/2023) Badan Antariksa Eropa (ESA)  mengungkapkan gambar uji pertamanya.
Foto: ESA
Teleskop luar angkasa Euclid telah mencapai orbit tujuannya dan pada Senin (31/7/2023) Badan Antariksa Eropa (ESA) mengungkapkan gambar uji pertamanya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Teleskop luar angkasa Euclid telah mencapai orbit tujuannya dan pada Senin (31/7/2023), Badan Antariksa Eropa (ESA) mengungkapkan gambar uji pertamanya. Operasi ilmiah teleskop akan dimulai pada bulan Oktober. 

ESA mengatakan tes sudah menunjukkan bahwa itu akan mampu memenuhi misi besarnya. “Setelah lebih dari 11 tahun merancang dan mengembangkan Euclid, sangat menggembirakan dan sangat emosional melihat gambar pertama ini,” kata manajer proyek Euclid Giuseppe Racca dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Japan Today, Rabu (2/8/2023). 

Baca Juga

Setelah lepas landas dari Florida, satelit tersebut telah menempuh jarak sekitar 1,5 juta kilometer dari Bumi ke orbit pengamatannya. Dari sana, Euclid akan memetakan peta alam semesta terbesar yang pernah ada, mencakup hingga dua miliar galaksi di lebih dari sepertiga langit. 

Dengan menangkap cahaya yang membutuhkan waktu 10 miliar tahun untuk mencapai sekitar Bumi, peta tersebut juga akan menawarkan pandangan baru tentang sejarah alam semesta yang berusia 13,8 miliar tahun. Kamera cahaya tampak akan memungkinkannya mengukur bentuk galaksi, sementara spektrometer dan fotometer inframerah-dekatnya- yang dikembangkan dengan bantuan NASA-akan memungkinkannya mengukur seberapa jauh jaraknya. 

Namun ketika instrumen dinyalakan, para peneliti ketakutan oleh “pola cahaya tak terduga yang mencemari gambar,” kata ESA. 

Sebuah penyelidikan membuat para peneliti percaya bahwa “beberapa sinar matahari merayap ke dalam pesawat ruang angkasa, mungkin melalui celah kecil,” tetapi itu hanya terdeteksi ketika Euclid diorientasikan dengan cara tertentu. 

“Dengan menghindari sudut tertentu,” kata ESA, perangkat pencitraan Euclid “akan dapat memenuhi misinya.”

Para ilmuwan berharap untuk menggunakan informasi yang dikumpulkan untuk mengatasi apa yang sebelumnya disebut Racca sebagai “rasa malu kosmik” yaitu 95 persen alam semesta masih belum diketahui manusia. 

Sekitar 70 persen diperkirakan terbuat dari energi gelap, nama yang diberikan untuk kekuatan tak dikenal yang menyebabkan alam semesta mengembang dengan kecepatan yang dipercepat. Sedangkan, 25 persennya diyakini sebagai materi gelap, yang diduga mengikat alam semesta bersama-sama dan menyusun sekitar 80 persen massanya. 

Sebelumnya Euclid diluncurkan 1 Juli dalam misi untuk menjelaskan lebih banyak tentang materi gelap dan energi gelap yang sulit ditangkap.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement