Rabu 02 Aug 2023 17:52 WIB

IHSG Terpangkas 0,46 Persen Tertekan Aksi Ambil Untung

IHSG bergerak di zona merah sepanjang hari ini dan berakhir melemah 0,46 persen.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ahmad Fikri Noor
Karyawan mengamati pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (10/2/2023).
Foto: Republika/Prayogi.
Karyawan mengamati pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (10/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami koreksi pada perdagangan Rabu (2/8/2023). IHSG bergerak di zona merah sepanjang hari ini dan berakhir melemah 0,46 persen ke level 6.854,51.

Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan, pergerakan IHSG sejalan dengan indeks saham di Asia. Nikkei 225 dan Hang Seng masing-masing jatuh 2,3 persen dan 2,27 persen. 

Baca Juga

"Indeks di Asia ditutup turun karena investor mengambil aksi ambil untung (profit-taking) setelah pasar saham di Asia mencatatkan kinerja yang memuaskan di Juli," kata Phillip Sekuritas. 

Selain itu, investor dikejutkan oleh penurunan rating surat utang Pemerintah AS, pelemahan data ekonomi, dan kekhawatiran mengenai valuasi saham yang sudah cukup mahal. Namun, harapan bahwa bank sentral AS sudah berada di ujung siklus kenaikan suku bunga dan ketahanan ekonomi AS masih memberi investor sedikit optimisme.

Investor menjauhi investasi berisiko tinggi setelah agen pemeringkat Fitch Rating, secara tak terduga menurunkan rating utang Pemerintah AS dari AAA menjadi AA+. Alasannya karena beban utang Pemerintah AS membengkak dan erosi tata kelola keuangan yang bermuara pada ketegangan politik mengenai batas atas utang (debt-ceiling) Pemerintah AS.

Penurunan rating ini adalah yang pertama sejak agen pemeringkat S&P memangkas rating utang Pemerintah menjadi AA-plus dari AAA menyusul perdebatan mengenai debt-ceiling di tahun 2011.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan langkah yang diambil oleh Fitch Rating ini berdasarkan pada data yanag sudah kadaluarsa karena ekonomi AS sudah hampir sepenuhnya pulih dari resesi yang dipicu oleh pandemi Covid-19.

Dari sisi makroekonomi, tingkat inflasi Korea Selatan turun ke level terendah dalam 25 bulan terakhir sehingga mendukung pandangan bahwa siklus pengetatan kebijakan moneter akan segera berakhir mesipun retorika dari pejabat bank sentral atau Bank Of Korea (BOK) masih bernada tegas (hawkish).

Sektor yang menjadi penekan IHSG antara lain konsumer non-siklikal, keuangan, dan teknologi. Sejumlah saham yang membebani yakni GGRM turun 7,82 persen, STTP turun 7,71 persen, UNTR melemah 2,91 persen, BYAN melemah 3,87 persen, dan ITMG turun 1,39 persen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement