REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Singapore International Foundation (SIF), Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur dan Divisi Pekerjaan Sosial Sekolah dari Asosiasi Pekerja Sosial Singapura (SASW) mendukung peningkatan keterampilan guru melalui program Peningkatan Kompetensi Guru BK Jenjang SMK. Program tiga tahun ini bertujuan untuk meningkatkan dukungan dan konseling bagi para siswa di Jawa Timur dengan mengembangkan keterampilan guru bimbingan dan konseling.
Inisiatif tersebut sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 yang menekankan pentingnya memberikan bimbingan dan konseling profesional sebagai komponen integral dari pendidikan dasar dan menengah. Di tingkat global, inisiatif ini mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN SDG) yang ke-4 guna memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas untuk semua.
"Kami bersyukur bahwa Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur dan SASW telah bergabung dengan kami untuk meningkatkan pengalaman pendidikan bagi para siswa di Jawa Timur," katanya dalam siaran pers, Senin (7/9/2023).
Proyek T-CARE akan melibatkan tim spesialis Singapore International Volunteers (SIV) untuk melatih dan membimbing 100 guru-guru konselor sekolah menengah kejuruan (SMK) dari 100 sekolah di Jawa Timur. Tim SIV dipimpin oleh Fang Xin Wei, Direktur dan Kepala Unit Bantuan Keuangan dan Layanan Keluarga Yishun di Singapore Children's Society, dan terdiri dari para profesional pekerjaan sosial yang merupakan anggota SASW.
Kurikulum proyek ini mencakup serangkaian lokakarya tatap muka dan daring, serta simposium publik untuk para pendidik di Indonesia. Sesi-sesi ini akan berfokus pada bidang-bidang seperti dukungan perencanaan karier, teknik komunikasi orang tua yang efektif, dan strategi untuk membantu kaum muda yang menghadapi masalah kesehatan mental.
Selain itu, 20 guru akan dipilih dari kelompok tersebut untuk menjadi Master Trainer. Pada Mei 2025, mereka akan melakukan studi banding ke Singapura yang mencakup kunjungan ke organisasi pekerjaan sosial dan kesempatan untuk berinteraksi dengan para profesional di bidang industri.
Kegiatan itu bertujuan memberikan wawasan yang berharga ke dalam ekosistem dan menunjukkan praktik-praktik teladan yang diadopsi oleh organisasi-organisasi tersebut.
Para Master Trainer akan membagikan pengetahuan yang baru mereka peroleh kepada sesama pendidik di komunitas mereka. Tim SIV juga akan bekerja sama dengan mereka untuk mengembangkan seperangkat pedoman manajemen kasus yang komprehensif dengan tujuan untuk membangun alur kerja konseling yang lebih terstruktur dan efektif di sekolah-sekolah di Indonesia.
Dengan menerapkan pedoman seperti itu, dampak yang lebih luas dan berkelanjutan akan tercipta di dalam komunitas lokal mereka. Diperkirakan sekitar 337.000 guru-konselor, siswa, dan orang tua di Indonesia akan mendapatkan manfaat dari proyek ini pada tahun 2026.
Direktur Eksekutif SIF, Jean Tan, mengatakan sekolah perlu menyediakan ruang yang aman bagi siswa untuk tumbuh dan menavigasi kompleksitas kehidupan. Guru konselor yang efektif dapat menciptakan lingkungan belajar positif dan penuh perhatian untuk membantu siswa mengatasi rintangan, membangun ketahanan, dan mencapai potensi penuh mereka.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Aries Agung Paewai mengapresiasi kerja sama dengan SIF dan SASW untuk mengatasi tantangan bersama dalam menyediakan layanan konseling yang berkualitas di sekolah-sekolah. Inisiatif ini akan meningkatkan keterampilan guru konselor kami dan meningkatkan kesejahteraan siswa secara keseluruhan di Jawa Timur.
"Kami menantikan perspektif baru dari tim Singapura dan membangun hubungan profesional yang lebih kuat dengan mereka," katanya.