Selasa 08 Aug 2023 20:18 WIB

20 Tahun JSIT, Butuh Kolaborasi untuk Bangun Indonesia

Untuk membangun Indonesia tangguh, tidak bisa dilakukan satu dua pihak.

Ketua JSIT Indonesia Fahmi Zulkarnaen
Foto: Dok JSIT
Ketua JSIT Indonesia Fahmi Zulkarnaen

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia, Fahmi Zulkarnain mengatakan dua puluh tahun keberadaan JSIT Indonesia bisa terus tumbuh untuk membuat bangsa menjadi tangguh. Fahmi menegaskan JSIT Indonesia merupakan bagian yang tidak terpisahkan di negeri ini. Meski bukan negara Islam, tapi Indonesia dihuni oleh mayoritas Muslim mulai dari Aceh hingga Papua.

"insya Allah dengan pendidikan yang akan dikembangkan oleh sekolah Islam terpadu pada saatnya nanti, kita bisa membayangkan para alumni sekolah Islam terpadu nantinya bisa menjadi pemimpin di negeri ini," ungkap dia dalam puncak Milad ke-20 JSIT Indonesia yang digelar di Hotel Milenium, Jakarta, Ahad, lewat keterangan tertulis kepada Republika, Selasa (8/8/2023).

Untuk membangun Indonesia tangguh, imbuh Fahmi, tidak bisa dilakukan oleh satu atau dua pihak. Dibutuhkan adanya saling mendukung satu sama lain oleh berbagai elemen bangsa."Kita harus berkolaborasi, harus bersinergi, harus bermitra. Dan kami terus bermitra dan berkolaborasi dengan berbagai pihak, untuk terus memberdayakan potensi masyarakat, umat dan bangsa pada akhirnya," ungkap Fahmi.

JSIT Indonesia, imbuh Fahmi, berharap pada tahun 2045 bisa menyumbangkan generasi yang unggul, generasi tangguh yang akan memimpin Indonesia secara terencana dengan program pemberdayaan yang dilakukan."Kita berharap dengan apa yang dilakukan hari ini akan menjadi bekal, akan menjadi pegangan bagi generasi penerus untuk melakukan peran-perannya di masa mendatang, khususnya bagi para guru yang sangat berperan bagi terwujudnya Indonesia tangguh di masa yang akan datang," ujar Fahmi.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Milad ke-20 JSIT Indonesia, Suhartono menambahkan bahwa rangkaian milad JSIT Indonesia sudah dilaksanakan pada 22 Mei lalu dengan mengadakan berbagai kegiatan."Kegiatan yang diselenggarakan diantaranya workshop inklusi yang menghadirkan rekan-rekan dari lembaga pentaksiran Malaysia. Dilanjutkan kunjungan kepada Kepala Badan Standar Kurikulum dan Assessmen Pendidikan Bapak Anindito di kantor Kemendikbudristek. Dilanjutkan dengan 13 rangkaian kegiatan lainnya," jelas Suhartono.

Adapun 13 rangkaian kegiatan Milad ke-20 JSIT antara lain Penyusunan Buku Bunga Rampai 20 tahun JSIT Indonesia, Pemilihan 20 lagu baru JSIT, Webinar berbagi 20 Praktek Baik Sekolah Islam Terpadu dengan 2635 peserta, Launching 20 buku inspiratif karya siswa/guru, Film dokumenter 20 tahun JSIT Indonesia berkarya untuk bangsa, Penyusunan 20 Naskah Cerita Islami bermuatan STEAM jenjang PAUD, SD, SMP, dan SMA, Apresiasi Praktik Baik Guru Inspiratif dan Guru Inklusi, Penghargaan 7 guru berdedikasi dari daerah 3 T, Pemilihan 20 guru SIT dengan karya penelitian terbaik/Karya Inovasi Pembelajaran berdiferensiasi, Pemilihan karya tulis ilmiah siswa terbaik, Apresiasi Sekolah Model Implementasi Kurikulum Merdeka Berbasis Introflex dengan Pendekatan TERPADU Untuk Mencapai Active Deep Learner Experience untuk semua jenjang, Penyusunan 20 Paper Untuk 2 Dekade JSIT Indonesia dan Workshop pentaksiran Lembaga Malaysia untuk pendidikan Inklusi.

Dalam penghargaan 7 guru berdedikasi didaerah 3T terdapat 4 guru eksternal atau dari luar anggota JSIT yakni Pak Ferdi dari Nias Sumatera Utara, Ibu Dolly dari Kab Kupang NTT, Pak Zulkarnain dari Lombok Utara dan Ibu Meilisa dari Perbatasan Jayapura dgn Papua Nugini. Bahkan 3 guru tersebut berasal dari nonmuslim. Ini menandakan JSIT dapat inklusif berkolaborasi membangun pendidikan negeri membuat Indonesia semakin tangguh.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement