REPUBLIKA.CO.ID,BRUSSELS -- Uni Eropa akan melanjutkan pembicaraan dengan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk "meningkatkan toleransi dan rasa saling menghormati". Pembicaraan ini digalakkan setelah serangkaian pembakaran Alquran yang terus menerus terjadi di negara-negara utara.
Juru bicara urusan luar negeri Peter Stano menegaskan bahwa Komisi Uni Eropa “melakukan kontak rutin” dengan OKI. Kontak rutin ini untuk mencari solusi dan langkah selanjutnya dalam menghentikan aksi pembakaran atau penodaan Alquran, seperti yang terjadi di Swedia dan Denmark.
"Pejabat dari komisi dan perwakilan OKI di Brussel mengadakan pembicaraan rutin untuk memahami langkah selanjutnya setelah beberapa insiden pembakaran atau penodaan Alquran terjadi baru-baru ini di Denmark dan Swedia," kata Stano dilansir dari Anadolu Agency, Rabu (19/8/2023).
Stano menekankan bahwa tindakan ini bukan kebijakan UE tetapi tindakan tidak bertanggung jawab dari individu yang tidak bertanggung jawab yang tertarik untuk menyebarkan perselisihan dan masalah, dan memecah belah.
“Uni Eropa siap untuk melanjutkan diskusi dengan OKI karena inilah waktunya untuk berdiri bersama dan memperkuat upaya kita untuk mempromosikan toleransi dan saling menghormati,” tambahnya.
Tokoh atau kelompok Islamofobia telah berulang kali melakukan pembakaran Alquran dan upaya penodaan serupa di Eropa Utara dalam beberapa bulan terakhir, yang memicu kemarahan dari negara-negara Muslim dan dunia.
Pembakaran pertama kali dilakukan oleh politisi sayap kanan Denmark Rasmus Paludan dilakukan di depan Kedutaan Besar Turki di Denmark pada awal Januari 2023. Paludan juga membakar salinan Alquran lainnya di depan masjid yang dikelola oleh Islamic Society di distrik Dortheavej di Kopenhage, Denmark.
Tindakan serupa lainnya dilakukan oleh seorang politikus sayap kanan Belanda dan pemimpin kelompok Islamofobia Pegida, Edwin Wagensveld. Dia merobek-robek halaman dari salinan Alquran di Den Haag pada 23 Januari.
Selanjutnya sekelompok kecil aktivis anti-Islam membakar Alquran di depan kedutaan Mesir dan Turki di Kopenhagen pada Selasa (25/7/2023). Kelompok yang menamakan dirinya sebagai "Patriot Denmark" juga melakukan aksi serupa membakar salinan kitab suci umat Islam, di depan kedutaan Irak.
Terbaru, pada Senin (7/8/2023), Firoozeh Bazrafkan menodai salinan Quran di ibu kota Kopenhagen di depan Kedutaan Besar Iran. Dia merobek-robek halaman-halaman Quran lalu memarut lembaran-lembaran itu.