REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyebut pertumbuhan ekonomi kuartal II 2023 sebesar 5,17 persen dapat menjadi dasar yang kuat untuk mencapai target pertumbuhan pada kuartal berikutnya. Hal ini bisa menjadi gerak ekonomi yang bagus pada masa mendatang.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, pertumbuhan ekonomi kuartal II didorong sejumlah faktor, seperti masuknya anak sekolah serta periode Ramadhan dan Idul Fitri. "Itu pertumbuhan yang cukup kuat. Kami berharap ini menjadi dasar yang bagus dari gerak ekonomi pada kuartal II dan bisa kita teruskan kuartal berikutnya," ujar Suahazil saat webinar, Rabu (9/8/2023).
Selain dukungan dari faktor musiman kuartal II, Suahasil meyakini pertumbuhan ekonomi yang baik juga telah terindikasi dari tren Purchasing Managers' Index Manufaktur yang terus meningkat sejak September 2022. Per Juli 2023, Purchasing Managers' Index Manufaktur berada level 53,3, bahkan menjadi yang tertinggi selama 10 bulan terakhir.
"Jadi, keseluruhan semester I kita bagus, semester II kita teruskan. Nanti akan ada dorongan-dorongan dari kegiatan ekonomi yang lainnya," katanya.
Dari sisi kinerja ekspor, Suahasil menyebut, Kemenkeu berupaya memantau sebagai langkah evaluasi kinerja kegiatan perdagangan itu yang terkontraksi 2,75 persen secara tahunan pada kuartal II-2023. "Kami akan terus perhatikan kinerja ekspor," ujarnya.
Menurut Wamenkeu, ekspor yang terkontraksi disebabkan oleh moderasi harga komoditas. Terutama pada 2021 hingga 2022, harga komoditas mengalami lonjakan yang cukup tajam.
"Ketika harga komoditas melesat, besar kemungkinan terjadi kontraksi pada tahun berikutnya, kondisi tersebut yang terjadi pada kinerja ekspor nasional Indonesia," kata dia.
Kendati demikian, Suahasil menyoroti sumber pertumbuhan ekonomi lainnya yang menunjukkan kinerja positif. Diharapkan berbagai aktivitas ekonomi dalam negeri dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang kuat bagi Indonesia pada tahun ini.