Kamis 10 Aug 2023 00:30 WIB

Kasus Skandal Miss Universe Indonesia Coreng Sektor Pariwisata 

Pemerintah perlu memberi perhatian melalui pedoman standar event.

Rep: Dedy Darmawan Nasution / Red: Friska Yolandha
Kuasa hukum finalis Miss Universe Indonesia 2023, Mellisa Anggraini mendampangi korban melaporkan kasus dugaan pelecehan di ajang kontestasi kecantikan, ke Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (7/8/2023).
Foto: Republika/ALI MANSUR
Kuasa hukum finalis Miss Universe Indonesia 2023, Mellisa Anggraini mendampangi korban melaporkan kasus dugaan pelecehan di ajang kontestasi kecantikan, ke Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (7/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus skandal dugaan foto telanjang para finalis Miss Universe Indonesia mencoreng sektor pariwisata di Indonesia. Pasalnya, selain soal kontes kecantikan, para finalis di ajang serupa kerap diberdayakan dalam promosi maupun pengembangan sektor pariwisata nasional. 

Pengamat Pariwisata, Taufan Rahmadi, mengatakan, kasus tersebut amat memprihatinkan. Kasus yang menghebohkan publik ini juga perlu mendapat perhatian dari pemerintah, termasuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam memberikan pedoman standar penyelenggaraan event. 

Baca Juga

“Pemerintah perlu untuk memberikan event guideline agar event-event seperti ini tetap menjaga nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia,” kata Taufan kepada Republika.co.id, Rabu (9/8/2023). 

Pihaknya berharap kasus serupa tak terulang lagi. Terlebih pariwisata Indonesia menjadi salah satu sektor ekonomi yang amat berperan dalam penciptaan lapangan pekerjaan di dalam negeri. 

Deputi Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan, Vinsensius Jemadu, mengatakan, sejauh ini Kemenparekraf tidak pernah terlibat dalam penyelenggaraan ajang seperti Miss Universe Indonesia. 

“Kami sama sekali tidak ikut dalam ajang tersebut, saya tidak berani beri komentar,” ujar dia. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement