Kamis 10 Aug 2023 07:43 WIB

Mencela Agama adalah Tanda Orang Bodoh

Hal tersebut disampaikan Rasulullah SAW sebagaimana wasiatnya kepada Ali bin Thalib.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belakangan ini kasus pelecehan atau penghinaan ajaran dan simbol-simbol agama sering terjadi. Teranyar kasus yang menjerat Lina Mukherjee.

Ia tersandung hukum karena dinilai telah mencela atau melecehkan ajaran Islam setelah ia membuat konten memakan babi dengan membaca lafadz basmalah.

Baca Juga

Sejatinya orang yang mencela ajaran dan simbol agama adalah tanda orang yang bodoh. Hal tersebut disampaikan Rasulullah SAW sebagaimana wasiatnya kepada sahabat Ali bin Abi Thalib.

يَا عَلِيُّ، وَلِلْأَحْمَاقِ ثَلَاثُ عَلَامَاتٍ اَلتَّهَاوُنُ فِيْ فَرَائِضِ اللهِ وَكَثْرَةُ الْكَلَامِ فِيْ غَيْرِ ذِكْرِ اللهِ وَالطَّعْنُ فِي الدِّيْنِ

Artinya: Wahai Ali, bagi orang bodoh itu ada tiga tanda meremehkan tentang perkara yang wajib, dan banyak bicara selain berzikir, dan mencela Agama. (Lihat Wasiyatul Mustofa karya Syekh Abdul Wahab bin Ahmad bin Ali bin Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Musa Asy Syarani Al Anshari Asy Syafi'i Asy Syadzili Al Mishri).

Orang yang mencela ajaran agama dan simbol-simbol agama mereka sejatinya tengah menantang Allah SWT sebagiamana dilakukan oleh kaum kafir Quraisy ketika Rasulullah SAW diutus menyampaikan Alquran kepada mereka. Namun, para pemuka kafir Quraisy justru mengolok-olok Alquran dan Nabi Muhammad SAW.

وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ ۚ قُلْ أَبِٱللَّهِ وَءَايَٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمْ تَسْتَهْزِءُونَ

Artinya: Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab. Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja. Katakanlah: Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? (Alquran surat At Taubah ayat 65).

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاۤءَ لِلّٰهِ وَلَوْ عَلٰٓى اَنْفُسِكُمْ اَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْاَقْرَبِيْنَ ۚ اِنْ يَّكُنْ غَنِيًّا اَوْ فَقِيْرًا فَاللّٰهُ اَوْلٰى بِهِمَاۗ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوٰٓى اَنْ تَعْدِلُوْا ۚ وَاِنْ تَلْوٗٓا اَوْ تُعْرِضُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرًا
Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan.

(QS. An-Nisa' ayat 135)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement